Lihat ke Halaman Asli

Kopiah Sang Rektor

Diperbarui: 16 April 2016   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari Jum’at merupakan hari yang mulia bagi umat Muslim, dimana dihari tersebut ada kewajiban untuk menjalankan Sholat Jum’at secara berjamaah di mesjid bagi kaum pria. Banyak sekali cara umat Muslim dalam mengagungkan hari tersebut, ada beberapa kalangan umat Muslim yang mempersiapkan diri dengan sangat baik untuk Sholat Jum’at nya, baik dengan meliburkan diri dari pekerjaan rutinnya, ada pula yang memilih pulang kerja lebih awal dan bahkan ada yang menyiapkan sedekah terbaiknya di hari tersebut. 

Namun, disisi lain ada juga sebagian umat Muslim yang menggapnya biasa-biasa saja, hampir sama dengan hari-hari lainnya. Dimanakah kira-kira posisi diri kita? Apakah kita termasuk orang yang mempersiapkan hari Jum’at nya dengan sangat baik atau termasuk dalam golongan yang menganggap biasa-biasa saja? Silahkan bisa dijawab sendiri tentunya..

Hari Jum’at itu (sekitar dua minggu yang lalu), ada sesuatu yang sangat tidak terduka bagi saya, berkaitan dengan judul artikel yang saya tulis di awal. Seperti biasa hari Jum’at itu saya memiliki agenda perkuliahan yang cukup padat, dimulai masuk jam 7 pagi hingga berakhir di pukul 3 sore hari. Malam hari sebelumnya seperti biasa, saya putuskan untuk tidur lebih awal karena tidak ingin terlambat masuk kelas esok hari, alhasil pada pagi hari tersebut saya termasuk mahasiswa yang hadir tepat waktu dikelas, perkuliahan pagi pun Alhamdulillah berjalan dengan lancar dan menyenangkan. 

Karena hari itu merupakan hari Jum’at maka ada jeda untuk istirahat dan sholat, saya putuskan untuk kembali ke asrama sejenak, sekedar mandi dan membersihkan diri untuk mempersiapkan sholat Jum’at siang ini.

Sehabis mandi dan mempersiapkan diri, saya pun memutuskan untuk kembali lagi ke kampus untuk sholat Jum’at di sana, agar tidak telat untuk masuk kelas berikutnya setelah sholat. Kampus saya memiliki Mesjid Kampus yang cukup representatif, yang bisa menampung banyak jamaah. Satu hal yang membuat saya sangat senang untuk sholat Jum’at di Mesjid kampus yakni tema Khutbah Jum’at yang selalu baru dan segar yang akan dibawakan oleh Guru-guru Besar dan Dosen kampus kami. Baik terkait dengan upaya peningkatan iman dan taqwa, isu-isu agama terkini maupun mengenai perkembangan hal-hal yang terjadi saat ini di masyarakat.

Setelah sampai di kampus saya langsung menuju ke Mesjid, kebetulan saya datang sekitar pukul sebelas sehingga Mesjid masih relatif belum ramai. Saya kemudian memutuskan untuk duduk di shaf paling depan di dekat mimbar. Berselang beberapa waktu Masjid pun mulai ramai dipenuhi oleh para jamaah. 

Saya pun tidak terlalu memperhatikan siapa-siapa yang duduk disamping kiri kanan saya, karena waktu itu sama-sama saling fokus pada isi khutbah yang disampaikan Khotib. Tidak terasa khutbah pun telah selesai, yang kemudian dilanjutkan dengan Sholat Jum’at berjamah. Imam Sholat waktu itu sangat baik dalam membaca bacaan sholat, sehingga suasana sholat di siang itu sungguh sangat khidmat dan khusu.

Setelah selesai sholat, ada beberapa jamah yang langsung beranjak pulang, namun banyak juga jamaah yang masih terlihat duduk untuk membaca doa dan zikir masing-masing, ada juga yang terlihat melaksanakan sholat sunah dua rakaat setelahnya, begitu pula dengan saya dan jamaah yang ada di sebelah kiri dan kanan saya. Untuk kedua kalinya saya belum terlalu memperhatikan siapa jamaah yang duduk disamping saya, baru setelah selesai sholat sunah dua rakaat itu kami pun saling bersalaman. 

Betapa terkejudnya saya, jamaah yang duduk disamping kanan saya ternyata Pak Rektor pimpinan tertinggi di kampus kami, sungguh terpesona saya dengan akhlak beliau, beliau sangat santun dan baik. Saya belum pernah bertemu langsung dengan Beliau sebelumnya, Beliau kemudian bertanya, mas dari jurusan apa? Kemudian saya langsung menjawab, saya dari jurusan keuangan syariah Pak. Setelah itu beliau bertanya lagi, mas asal dari mana? Pontianak Pak, jawab saya. 

Sepontan Beliau berkata, wah jauh ya.. dengan tersenyum saya jawab, iya Pak. Kemudian dengan perlahan Beliau membuka kopiah yang Beliau kenakan dan menunjukkan nya kepada saya, “coba mas pakai, pas ga? Kata Beliau. Dengan sedikit ragu saya pun mengenakan kopiah tersebut di kepala saya, “pas Pak, jawab saya. Kopiah tersebut masih tampak baru, dan terlihat bagus kualitasnya. Kemudian tanpa diduga Beliau berkata “Kopiahnya untuk mas saja ya..”, ……. 

Upz.. saya jadi bingung, antara bersyukur dan ragu untuk menerimanya. Dengan sedikit hati-hati, saya menanyakan kembali, “Maksudnya pak? Dengan tersenyum beliau berkata lagi, “Iya Kopiahnya untuk mas saja”, Dengan perasaan masih bingung dan ga percaya saya lantas mengucapkan terimakasih dan mencium tangan Beliau. Beliau pun kemudian langsung berdiri dan beranjak meninggalkan mesjid untuk kembali beraktifitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline