Lihat ke Halaman Asli

Otakku ya Otakku

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perlu kita ketahui bahwa otak manusia berkembang secara unik. Bahkan, pada orang yang kembar identik sekalipun.Walau hanya sekitar 0,5 persen yang terdapat pada bagian tubuh kita, namun hal tersebut memberikan perbedaan yang sangat menakjubkan. Untuk itu, kita perlu melihat ini dengan pembelajaran berbasis otak yaitu untuk melihat fakta yang ada. Salah satu cara yaitu dengan cara menghargai perbedaan gaya belajar.

Cara kita belajar mempengaruhi struktur dasar otak kita. Lihat saja, semua orang mempunyai gaya belajar tersendiri. Untuk itu perlu kita pertimbangkan juga faktor lingkungan dalam mengolah pembelajaran. Penyampaian materi bisa saja membuat kemunduran, bukan suatu kemajuan dalam perkembangan otak.

Mengenai karakteristik gaya pembelajaran, tentu banyak sudah model-model pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada dasarya kita harus merancang model pembelajaran yang sesuai, untuk memaksimalkan daya pikir dan memaksimalkan pernerimaan sistem kerja otak.

Pertama kita kenali dulu keadaan lingkungan, apakah kondusif untuk suatu model pembelajaran tertentu atau tidak. Kita perlu menyesuaikan keadaan lingkungan, maupun lingkungan luar dan dalam pribadi tiap individu. Model pembelajaran tersebut hendaknya sesuai dengan keadaan dari suatu lingkungan.

Kemudian kita membutuhkan input. Perlu kita menjangkau semua indra yang kita miliki untuk memberikan input dalam pembelajaran. Input ini bisa berupa kinestestik, audio, visual, penciuman dan peraba. Dalam pemberian input ini, kita juga melihat tahapan dalam pelaksanaanya. Sesuai dengan kemampuan dan kemauan dari seseorang tersebut. Seseorang mungkin lebih senang menggunakan input dari luar, atau sumber dari luar, adapula yang lebih suka memilih input internal yang diciptakan dari fikiran.

Selanjutnya kita sampai pada pemrosesan. Dalam tahap ini, otak hendaknya mampu diperkerjakan dengan seimbang. Belahan otak kiri memusatkan pada kemampuan berbicara, bahasa, dan perhitungan numerik.Sedangkan belahan otak anan berpusat pada kemampuan pengindraan.

Saat para pembelajar mulai memproses informasi, respon mereka didasarkan pada sejumlah faktor, seperti waktu, penilaian resiko, poin referensi eksternal maupun internal, dan ciri khas pribadi. Untuk mengajar kepada semua gaya pembelajaran, cukup dengan memberikan ssebanyak mungkin pendekatan pembelajaran yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline