Lihat ke Halaman Asli

Dawet Jabung: Minuman Khas Ponorogo yang Meleganda

Diperbarui: 19 September 2024   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kabupaten Ponorogo, yang terkenal dengan budaya dan keindahan alamnya, juga dikenal sebagai Kota Reog. Namun, ada satu hal lagi yang tak boleh dilewatkan saat Anda mengunjungi daerah ini: kuliner khasnya, yaitu Dawet Jabung. Minuman segar ini bukan hanya menggugah selera, tetapi juga menyimpan sejarah dan mitos yang menarik.

Asal Usul Dawet Jabung

Dawet Jabung dinamai sesuai dengan daerah Jabung, tempat asal dan pusat penjualannya. Sejak tahun 1950-an, dawet ini dijajakan secara tradisional dengan cara dipikul dan berkeliling, membawa kesegaran langsung ke tangan pembeli. Seiring berjalannya waktu, dawet jabung tetap menjadi favorit, dan kini telah menjadi ikon kuliner Ponorogo.

Perbedaan dengan Dawet Lainnya

Apa yang membuat Dawet Jabung begitu istimewa? Kunci utamanya terletak pada bahan bakunya. Cendol yang digunakan dalam dawet ini terbuat dari tepung aren, memberikan rasa yang lebih lembut dan kenyal dibandingkan cendol yang biasa dibuat dari tepung beras. Selain itu, penyajiannya yang khas dengan santan kental, air gula kelapa, gempol, tape ketan hitam, dan air garam menambah kompleksitas rasa yang menggoda selera. Ditambah dengan es batu, Dawet Jabung menjadi pilihan yang sempurna untuk melepas dahaga.

Gempol: Sentuhan Istimewa

Salah satu komponen unik dari Dawet Jabung adalah gempol. Gempol ini terbuat dari beras yang diblender dan dicampur dengan tepung beras serta air, kemudian dibentuk bulat dan dikukus hingga matang. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang gurih memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Mitos yang Menyertai

Tidak hanya sekadar minuman, Dawet Jabung juga dilengkapi dengan mitos menarik. Saat membeli dawet, pedagang biasanya menyediakan lepek atau tatakan mangkok. Menurut mitos, jika pembeli adalah seorang laki-laki bujang, maka ia harus menikahi penjualnya jika ia mengambil lepek tersebut. Meski hanya sebuah mitos, tradisi ini tetap dipertahankan dan menambah keseruan saat menikmati kuliner ini. Jadi, jika Anda berkunjung ke Ponorogo, ingatlah untuk tidak mengambil lepek, ya!

Dawet Jabung adalah lebih dari sekadar makanan; ia adalah representasi dari budaya dan tradisi Ponorogo. Dengan cita rasa yang khas dan cerita menarik di baliknya, minuman ini wajib dicoba bagi siapa saja yang mengunjungi daerah ini. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan kesegaran dan keunikan Dawet Jabung saat berada di Kota Reog!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline