Lihat ke Halaman Asli

Mita IndahSari

Pencari Ilmu

Pengaruh Covid-19 terhadap Pendidikan Indonesia

Diperbarui: 24 Februari 2021   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

           Datangnya Covid-19 telah menggegerkan dunia beberapa bulan lalu. Sudah hampir tiga bulan lebih pemerintah Republik Indonesia menggelar konferensi pers guna mengumumkan kasus positif Covid-19, namun publik tampak acuh tak acuh terhadap pandemi  Covid-19 ini. Pemerintah dan media sudah gencar mengumumkan bahaya virus Covid-19,  antara lain menyebabkan batuk, demam, kesulitanbernafas, hingga menyebabkan kematian.  
        Untuk menertibkan masyarakat dan mengurangi tingkat penularan virus Covid-19, pemerintah  segera membuat kebijakan. Salah satu kebijakan tersebut adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB atau dapat diartikan sebagai lockdown parsial ini  adalah salah satu intervensi yang dilakukan pemerintah setelah mengimbau atau memperingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga jarak (physical distancing).
        Banyak sektor yang terdampak akibat PSBB yang diterapkan pemerintah antara lain sektor ekonomi, sektor wisata, sektor manufaktur, sektor transportasi, sektor sosial, dan lain-lain. Adanya PSBB ini juga menyulitkan pendidikan di Indonesia. Dengan terpaksa guru-guru dan murid-murid belajar dari rumah atau bisa kita sebut dengan sistem daring.
       Pemerintah menetapkan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara online yang bisa kita sebut dengan sistem daring. Tujuan penerapan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sistem daring untuk mengurangi angka penyebaran Covid-19. Karena dengan adanya sekolah offline atau tatap muka akan membuat penyebaran Covid-19 makin meluas dikarenakan interaksi pendidik dengan siswa yang berkerumun dalam satu ruangan.
      Tujuan pemerintah memang baik namun siapa sangka bahwa kebijakan kegiatan belajar  mengajar dengan sistem daring mempunyai dampak yang negatif. Salah satunya untuk warga negara Indonesia dari golongan bawah.  Kondisi yang seperti ini membuat banyak murid terpaksa putus sekolah lantaran tidak punya handphone dan kuota. Guru-guru terpaksa mengajar dari rumah lewat aplikasi pembelajaran seperti whattsApp, zoom, gmeet, e-learning. Ada juga murid yang harus bekerja untuk membeli kuota. Sinyal pun menjadi kendala, apalagi di daerah-daerah terpencil yang sinyalnya susah atau kurang baik.
      Pelaksanaan sekolah dengan sistem daring ini telah diperlakukan pada bulan Maret 2020. Dimana sistemnya tanpa memerlukan tatap muka melainkan pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh. Banyak aplikasi pembelajaran yang diterapkan guru-guru untuk para muridnya, baik itu aplikasi berbayar maupun gratis.
      Dampak dari sekolah daring membuat orang tua terpaksa mengambil alih tugas para pendidik terlebih kalau anak itu baru menginjak sekolah dasar atau tk. Orang tua terkadang emosi saat anaknya sendiri yang diajar nggak bisa-bisa atau nggak nurut. Sekolah online membuat para ibu-ibu banyak terkena darah tinggi. Namun, dampak ini tentunya baik bagi anak karena langsung bisa dimentoring orang tua mereka sendiri. Terlebih sekolah online membuat para buah hati dekat dengan orang tua mereka. Adanya sekolah online membuat guru memberikan banyak tugas yang harus diselesaikan untuk melaksanakan kegiatan belajar jarak jauh. Banyak diantara murid menjadi stres dan akhirnya depresi berat. Ada juga murid yang jenuh dengan sekolah online akhirnya menikah muda, padahal secara psikis usia sekolah itu mentalnya belum matang dalam membina rumah tangga.
      Selain itu, sekolah online membuat guru dan murid terpaksa harus kreatif. Sebagai contoh guru harus membuat video-video pembelajaran yang kreatif dan menarik untuk peserta didiknya. Tidak sedikit dari mereka yang mengerti teknologi yang sangat canggih terlebih untuk guru yang usianya tidak muda lagi. Guru terpaksa belajar membuat video pembelajaran dengan menonton tutorial youtube dan belajar pada yang sudah ahli. Sedangkan murid harus lebih kreatif dalam membuat video penugasan. Tidak jarang mereka justru lebih kreatif daripada guru mereka.
      Pandemi Covid-19 memang memberikan dampak besar bagi sistem pendidikan di Indonesia. Covid-19 memberikan dampak bagi para guru yang merubah rancangan pembelajaran yang telah ditetapkan dirubah menyesuaikan kondisi Covid-19 saat ini. Masyarakat banyak menganggap bahwa pandemi Covid-19 merupakan masa-masa tersulit bagi umat manusia di seluruh dunia, terutama Indonesia. Namun, tanpa kita sadari bahwa Covid-19 ini banyak memberikan dampak positif yang dapat kita ambil sebagai pelajaran.
      Dampak yang dirasakan pandemi Covid-19 sangatlah berpengaruh bagi dunia. Pandemi Covid-19 tidak harus menjadikan kesulitan dalam mengerjakan hari-hari terutama pendidikan karena tanpa adanya pendidikan dunia ini terasa suram. Mari bangkit dan jangan patah semangat untuk generasi muda yang suatu hari nanti bisa membanggakan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline