Lihat ke Halaman Asli

Mita

Kerja dari rumah.

Teori Manajemen dan Jokowi

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

20120920JusufKalla-Jokowi-200912-ws

Pemberitaan terus menerus mengenai kiprah Jokowi di Jakarta terus membombardir kita.  Banyak tanggapan, kritikan dan masukan dari berbagai pihak baik itu sehabis blusukan, habis nonton konser, habis press conference, habis berkomentar tentang sesuatu di berbagai media interaktif. Pemberitaan media bagaimanapun tidak menyeluruh, hanya melaporkan kegiatan yang terlihat, tetapi yang terjadi dibalik kantor tidak akan kelihatan.   Padahal, justru kegiatan yang tidak kelihatan inilah kemampuan Jokowi sedang dikerahkan, kemampuan manajerial yang tidak dipunyai oleh kebanyakan pemimpin pemerintahan. Manajemen dalam definisi sederhananya adalah ilmu atau seni untuk menyelesaikan tugas / tujuan melalui orang lain.  Jadi, seorang manajer yang baik bukan yang sibuk dan lelah pontang panting melakukan pekerjaan sendirian sementara timnya bersantai-santai.  Bukan juga seorang pemimpin yang tidak melakukan apa-apa sementara timnya sibuk berusaha terlihat bekerja tanpa tahu apa hasil yang ingin dicapai.  Disinilah terlihat keahlian manajemen Jokowi yang tidak terlihat dari pemimpin daerah lain. Pertama-tama yang kita ketahui ketika Jokowi dilantik dia membuat  pembagian tugas dengan wakilnya, bahwa Jokowi bertugas ‘keluar’, sedangkan Basuki bertanggungjawab ‘kedalam’ rumahtangga pemprov.  Hal ini yang harus dilakukan seorang manajer, memberi dan membagi tugas, mengkomunikasikan tujuan, mengkomunikasikan hasil yang ingin dicapai  dan melakukan pengawasan selama perjalanannya. Kedua, Jokowi langsung blusukan.  Untuk yang pesimis hal ini dipandang terlalu menjilat, pencitraan, tidak efektif dansebagainya.  Tapi menurut saya ini merupakan tindakan terbaik Jokowi diawal tugasnya untuk mengumpulkan sampel sampel fakta dan menginventarisir sebelum melakukan pengambilan keputusan.  Sangat penting dalam proses ‘hand over’ atau serah terima untuk mencatat dan menginventarisir semua hal yang ditinggalkan pemimpin lama supaya tidak kebingungan dalam mengelola tugas yang baru.  Tentu saja bukan hanya blusukan cara mencari fakta, pastinya didukung dengan data-data tertulis.   Setelah permasalahan diinventarisir, mulailah diambil pengambilan keputusan. Seorang manajer yang baik adalah seorang yang bisa mendelegasikan pekerjaannya.  Jokowi barangkali berada dalam perbatasan ‘manajer yang melakukan segala sesuatunya seorang diri’ dan manajer yang ahli mendelegasi.  Atau kemungkinan kedua, dia sedang melatih timnya untuk menerima kewenangan perlahan-lahan.  Karena kemarin-kemarin sudah ada di berita mengenai konpers dari kepala-kepala dinasnya mengenai berbagai hal sehingga bisa disimpulkan bahwa pendelegasian wewenang sudah dilakukan.

Gambar dari flickr

Dari fakta-fakta ini bisa disimpulkan bahwa Jokowi adalah seorang manajer handal.  Seorang manajer harus bisa mengkomunikasikan tujuan yang ingin dicapai kepada seluruh timnya, membagi tugas dan kewenangan, terus mengawasi, dan juga yang paling penting memberi contoh.  Tipe-tipe pemimpin yang serupa dengan pak Jokowi adalah Dahlan Iskan dan pak H Jusuf Kalla.  Bukan merupakan kebetulan kalau mereka semua berlatarbelakang pengusaha sukses.    Seorang pemimpin belum tentu manajer, seorang manajer belum tentu pemimpin. Untuk memilih presiden Indonesia di tahun 2014 carilah seorang manajer sekaligus pemimpin handal yang bisa memimpin dan memotivasi timnya untuk bebenah, merubah, membersihkan, merapikan, membangun, menjaga, merawat, meningkatkan kemakmuran: Indonesia, tugas yang sangat berat. Prabowo, Mahfud MD, Megawati, Anis Baswedan, SBY barangkali pemimpin, tapi mereka bukan manajer.  Setidaknya sampai sekarang belum terlihat kemampuan manajerial mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline