Lihat ke Halaman Asli

Mita

Kerja dari rumah.

Betonisasi di Bandung, Air Kok Dilawan?

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sekarang banyak ruas-ruas jalan di Bandung di beton.  Di Antapani, Arcamanik, Jurang sampai Gegerkalong.  Program ini merupakan program pak Dada Rosada untuk melakukan betonisasi jalanan kota Bandung sampai 2012 dengan alasan jalan hotmix cepat rusak tergerus air. Mengutip Tribun Jabar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Bandung mengatakan pilihan perbaikan jalan menggunakan beton adalah karena tahan lama dibandingkan hotmix.  Beton bisa bertahan 10 tahun sementara hotmix hanya setahun. Sedangkan biaya pembuatannya dua kali lipat jalanan hotmix.

Dalam pelajaran manajeman, banyak terdapat artikel mengenai problem solving atau pemecahan masalah.  Pemecahan masalah yang diambil oleh walikota Bandung merupakan tipikal pemecahan masalah yang hanya melihat masalah diujungnya saja, tapi tidak melihat dari akar permasalahan.  Entah kenapa pemecahan masalah ini diambil,  yang kita lihat adalah ketidakpedulian dari pemimpin Bandung. Setiap musim hujan Bandung mengalami limpasan air yang sangat parah, air mengalir melewati jalan menuju tempat rendah dengan kecepatan tinggi.  Di postingan ini terdapat proposal untuk walikota Bandung tentang pembuatan embung/kolam-kolam penampungan air hujan untuk mengurangi limpasan air hujan.  Selain, tentu saja, pengawasan dan penataan daerah utara Bandung sebagai daerah peresapan air hujan. Pemecahan masalah yang lebih efektif adalah perencanaan, pembuatan, peremajaan dan pemeliharaan sistem drainase di kota Bandung.  Air hujan kalau tidak ada saluran drainasenya tentu saja mengikuti sifat alaminya, mencari jalan yang lebih rendah.  Banyak artikel-artikel mengenai roadway water management kalau saja para ahli di pemerintahan kota mau googling di internet, atau lebih mudah konsultasi kesekolah Teknik terbaik di Indonesia.  Di ITB kalau tidak salah ada jurusan Pengelolaan Air,  sumber para pakar mengenai manajemen pengelolaan air yang pintar-pintar.  Di artikel ini seorang pengamat jalan dan transportasi dari ITB Ade Sjafruddin sudah menyatakan ketidaksetujuannya tentang betonisasi ini. Betonisasi di kota Bandung merupakan suatu pernyataan perang dengan air.  "Kamu mau lewati jalan saya? silakan, saya akan buat jalan yang lebih tahan air! kalau perlu permukaan jalan semua diberi lapisan water resistant!" Apa jadinya kalau air mau dilawan? apakah air itu musuh kita? Katanya kita harus hidup selaras dengan alam, kalau genderang perang ditabuhkan melawan air, apa yang akan kita hadapi tahun depan? Apa akibatnya kalau air tidak mau mengairi sumur-sumur dimusim kemarau?  Apa akibatnya kalau air marah dimusim penghujan?  Pemimpin harusnya lebih bijaksana daripada ini.  Atau lebih peduli. Gambar dari Tribun Jabar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline