Perbedaan generasi dan budaya terkadang dapat menjadi sebuah permasalahan ketika kedua belah pihak tidak saling memahami apa yang dibicarakan oleh pihak lain. Hal yang kerap kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yakni penggunaan slang. Tiap generasi tentunya memiliki penggunaan slang masing-masing yang berbeda-beda.
Dalam (Samovar, Porter, McDaniel, & Roy, 2014, h. 275) dijelaskan bahwa slang merupakan istilah-istilah tidak standar yang biasanya digunakan dalam keadaan informal dan berfungsi sebagai sarana menandai identitas sosial. Paparan Samovar tersebut menunjukkan bahwa slang merupakan istilah-istilah khusus yang digunakan saat kondisi informal.
Pada kesempatan kali ini, saya tertarik untuk melihat perbedaan penggunaan slang pada generasi 70-an dengan generasi 2000-an. Untuk melihat fenomena penggunaan slang pada generasi 70-an, saya tertarik untuk melakukan wawancara dengan beberapa narasumber terkait.
Dikarenakan sedang dalam masa pandemi Covid-19, saya memilih untuk melakukan wawancara di rumah saja. Yap, tidak lain dan tidak bukan yakni dengan kedua orang tua saya.
Wawancara yang saya lakukan ini memanglah bukan wawancara yang terstruktur dan menyiapkan daftar pertanyaan formal. Saya melakukan wawancara dengan kedua orang tua saya ketika dalam waktu senggang sembari bercengkrama dengan menanyakan seputar slang yang kerap digunakan sewaktu masih muda.
1. Bokek
Ketika pertanyaan terkait slang saya lontarkan, kedua orang tua saya menjawab kata "bokek" sebagai slang yang cukup populer dalam kehidupan sehari-hari pada masa itu. Ketika mendengar kata tersebut, saya merasa tidak asing dengan kata "bokek" karena bahkan sampai saat ini pun kata tersebut cukup sering digunakan.
Kata "bokek" memiliki pengertian sebagai kondisi di mana seseorang sedang tidak memiliki uang. Bagi generasi 70-an, kata ini sering digunakan ketika mereka menolak ajakan main dari teman. Faktanya, kata "bokek" hingga saat ini masih kerap digunakan oleh remaja generasi 2000-an untuk menolak ajakan teman.
Di lain sisi, terkadang kata "bokek" juga digunakan oleh keluarga saya di rumah. Biasanya ketika saya dan kakak saya meminta uang jajan, orang tua saya sebagai generasi 70-an masih menggunakan kata tersebut untuk menolak tagihan jatah dari anaknya hehe. Penggunaan kata "bokek" ini menunjukkan bahwa slang pada generasi 70-an masih terus digunakan hingga saat ini.
2.Rempong
Kata ini cukup sering disebutkan oleh Mama saya ketika ia sedang berpergian dengan teman-teman SMAnya. Ada label khusus yang kerap diterapkan oleh generasi 70-an yakni "Emak-emak rempong". Biasanya hal ini kerap ditemukan dari caption status Whatsapp generasi tersebut atau ketika saya bertanya kepada Mama