Lihat ke Halaman Asli

BK Menurut Dukun vs Para Ahli

Diperbarui: 2 Mei 2017   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BK menurut Dukun vs Para Ahli

Pendekatan bimbingan dan konseling dalam pembicaraan kali ini saya akan membahas mengenai pendekatan bimbingan dan konsleing secara umum.

Bimbingan dan konseling sebagai usaha untuk mencegah dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupan manusia, sebenarnya sudah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak jaman dahulu, hanya pendekatannya saja yang berbeda dengan pendekatan yang dilakukan oleh para ahli bimbingan dan konseling pada masa sekarang.

Pendekatan (approach) yang dilakukan oleh nenek moyang kita pada zaman dahulu disebut dengan istilah “non scientific approach” yaitu pendekatan yang tidak didasarkan atas hal-hal yang nyata dan objektif, tetapi lebih bersifat spekulatif. Pendekatan ini dilakukan oleh orang sejak jaman dulu sebelum BK berkembang, namun masih ada sampai sekarang, yaitu yang disebut dnegan istilah “dukun”.

Misalnya ada seorang anak yang ingin melanjutkan studinya ke Fakultas Teknik Sipil, namun orang tuanya menghendkainya masuk ke Fakultas Kedokteran. Akhirnya sang anak mengalami kebingungan untuk menentukan fakultas mana yang akan ia masuki? Karena ada perbedaan pendapat tersebut, baik seorang anak maupun orang tua sering berkolsultasi ke dukun tersebut. Selanjutnya dukun meminta agar dipenuhi terlebih dahulu persyaratan yang diperlukan dan berikutnya dukun tersebut membacakan mantra-mantra dan doa-doa, yang pada akhirnya memberikan saran agar menuruti kehendak orangtuanya. Dalam hal ini apabila dukun tersebut ditanya mengapa menyarankan memilih fakultas kedokteran? Tentu jawabannya karena menurut petunjuk/firasat yang dia terima. Saran tersebut mungkin juga benar tapi mungkin juga salah, karena saran tersebut hanya untung-untungan atau spekulatif saja.

Sedang pendekatan yang dilakukan oleh para ahli bimbingan dan konseling dengan tinjauan dari segi ilmu pengetahuan disebut “scientific approach”. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang diteliti melalui pengumpulan data, analisis data, menentukan diagnosisnya, prognosis, baru kemudian memberikan saran.

Seperti kasus diatas, anak yang mengalami kebingungan karena fakultas yang menjadi pilihan antara anak dengan orangtua berbeda, maka pendekatan yang dilakukan oleh para ahli BK dimulai dengan mengumpulkan data tentang bakat, minat, potensi akademiknya, kondisi sosial ekonomi orangtua dan yang lainnya, kemudian mengadakan analisis data yang telah terkumpul yang pada akhirnya memberikan saran agar anak tersebut masuk ke Fakultas yang sesuai dengan kemampuan yang ia miliki yaitu Teknik Sipil. Jadi apabila ahli tersebut ditanya mengapa menyarankan anak masuk Teknik Sipil? Konselor dapat memberikan keterangan secara objektif berdasarkan fakta yang ada serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dari penjelasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan secara umum, bahwa bimbingan dan konseling itu dilaksanakan dengan tujuan untk memberikan pertulongan kepada individu dalam usaha untuk mencapai: kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan efektif dan produktif dalam masyarakat, dapat hidup bersama dengan orang lain, dan keharmonisan antara cita-cita individu dengan kemampuan yang dimilikinya.

Sekian, semoga bermanfaat :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline