"Iya bu, peluk yang lama ya bu, ehm enak, enak. Pijitin juga ya bu?"
"Aduh jangan keras-keras dong bu, atitt...."
"Iya enak bu, iya..."
"...."
"Hemmh," bibi menghela nafas kecewa. Hatinya sakit mendengar Nana kecil mengigau. Pijitan dan belaian sayangnya seakan menjelma belaian sang ibu, ia yang masih belum menampakkan batang hidungnya di penghujung malam yang hampir habis. Diam-diam ia terus berdoa agar tuannya segera pulang.
"Ah ibu, jangan poke-poke terus dong, aku jadi geli nih"
Klik
"Sudah maem belum sayang?"
"Sudah dong bu"
"Pinter"