Lihat ke Halaman Asli

Miss Simple

Penulis atau novelis

Nasib Nelayan Ketika Hujan

Diperbarui: 21 Januari 2025   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

     Daerah Pakuhaji  Surya Bahari, Kab. Tangerang banyak nelayan yang mengalami kemunduran soal penghasilannya karena hujan. Di tambah saat ini harga semua sembako mulai melejit bak roket. Kampung nelayan yang rata-rata penghasilan mereka dari hasil tambang laut. 

Walaupun secara garis besar mereka nelayan, tapi banyak sebagian mereka memanfaatkan  waktunya dengan mengolah ikan yang masih ada di jadikan makanan olahan atau menjual sebagai lauk matang. 

Tidak menyurutkan rasa mereka untuk mencari nafkah buat keluarganya. Hujan menjelang Imlek, memang sering terjadi tapi akhir -akhir ini dan bulan ini curah hujan lebih banyak.

   

     Di tambah saat ini daerah sekitar lagi banyak tahap pembangunan, curah hujan yang mengakibatkan jalan menjadi licin, karena tanah berjatuhan di jalan. Banyak berkendara motor yang terjatuh saat mengendarai akibat jalan yang licin penuh lumpur. penyebabnya karena  truk bawa tanah  beroperasi di siang hari juga, membuat terjadinya kemacetan. 

Di saat ini bukan nelayan saja yang banyak merugi namun pekerja juga karena wilayah yang tiba-tiba menjadi lautan lumpur. Penduduk setempat juga meminta agar para truk bekerja di malam hari. 

Keadaan penduduk dengan ekonomi di bawah rata-rata, hanya bisa pasrah saat hujan begini. Tapi meminta agar harga sembako bisa kembali stabil supaya bisa menikmati hasil negeri sendiri. Tanpa harus bekerja ke negeri orang hanya demi sesuap nasi dan kebutuhan lainnya. Banyak warga sekitar yang alih-alih tidak bisa mendapatkan penghidupan mereka berangkat mencari kerja ke luar negeri. Melihat suami yang bekerja hanya sebagai nelayan, akhirnya sang istri memutuskan untuk berangkat demi keluarga. Inilah gambaran kehidupan di desa nelayan yang aku tempati. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline