Demo massa UU cipta kerja yang terjadi kemarin di berbagai daerah, hampir semuanya menyasar ke gedung DPR, baik DPR RI maupun DPR prov dan DPRD daerah. Demo yang terjadi karena ketidakpuasan publik atas di sahkannya UU cipta kerja yang di anggap banyak pasal yang merugikan kaum buruh dan pekerja, akibatnya berbagai lapisan masyarakat turun ke jalan dari kaum buruh, mahasiswa, dan masyarakat umum lainya.
Apabila demo yang di lakukan sesuai dengan aturan yang ada dalam penyampaian pendapat di ranah publik itu, menjadi hak asasi setiap orang sesuai pasal 28 UUD 45. Tapi yang di harapkan penyampaian pendapat ini tertib tanpa anarki.
Dengan berkumpulnya banyak massa sangat sulit mengendalikan massa walalupun barisan polisi berusaha mengamankan, ini terbukti dengan banyaknya pendemo anarki yang justru merusak berbagai fasilitas umum.
Di jakarta saja sebanyak 25 halte bis trans jakarta terbakar belum lagi berapa banyak gedung DPRD yang rusak karena massa yang anarki. Pemerintah pun tak diam saja lewat mentri polhukam Mahmud Md, menyatakan sikap resmi pemerintah untuk menindak tegas semua perusuh yang merusak fasilitas umum, pemerintah lewat POLRI akan menindak tegas pelaku perusuh.
Demo yang seharusnya berjalan tertib telah di tunggangi oleh oknum-oknum yang tak bertanggungjawab, demo yang seharusnya sebagai upaya untuk menyuaran aspirasi masyarakat tercoreng dengan banyaknya anarki yang terjadi.
Semoga bangsa kita bisa lebih dewasa dalam berdemokrasi, para wakil rakyat harus benar-benar mendengarkan aspirasi masyarakat sehingga tidak akan ada lagi keributan di masyarakat yang dapat memunculkan anarki. Demikian kira-kira....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI