Lihat ke Halaman Asli

Dewi Puspitasari

Guru Kelas 5 SDN Pagedangan 01

Koneksi Antar Materi Modul 3.2

Diperbarui: 14 Mei 2023   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastiastu. Namo buddhaya, salam kebajikan.

Apa kabar para pembaca yang budiman? Semoga kesehatan dan keberkahan selalu menyertai kita semua, aamiin.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menuliskan Koneksi Antar Materi Modul 3.2 yaitu Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Di sini CGP diminta untuk membuat kesimpulan dan mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak atau materi sebelumnya. CGP dapat menggunakan pertanyaan yang sudah di sediakan LMS dalam membuat kesimpulan tersebut. Selamat membaca.

Pertanyaan pertama, Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah?

Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengenali, menggali, menganalisis, dan memetakan potensi sumber daya / aset utama daerah / ekosistem sekolahnya serta  mampu mendukung komunitas sekitar agar dapat memanfaatkan dan memberdayakan seluruh sumber daya aset- aset tersebut seoptimal mungkin untuk mewujudkan perubahan dalam pembelajaran yang berpihak pada murid secara berkesinambungan. 

Sumber daya yang terdapat di sekolah merupakan sebuah ekosistem dimana terjadinya interaksi atau hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara komponen dalam ekosistem, yaitu dalam hal ini adalah komponen biotik yaitu unsur yang hidup dan komponen abiotik, yaitu unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. 

Faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup) ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya, seperti hubungan antara Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua dan Masyarakat sekitar sekolah. Sedangkan faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: Keuangan dan Sarana dan prasarana.

Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki sekolah, serta dua komponen penting dalam ekosistem sekolah, maka sudah seharusnya sebagai pemimpin pembelajaran diharuskan bisa memetakan 7 aset atau modal utama dalam sekolah dan tugas sebagai pemimpin adalah bagaimana mengelola ketujuh aset sekolah atau sumber daya tersebut untuk kepentingan dan kemajuan sekolah. 7 Modal Utama atau sumber daya sekolah tersebut Adalah : Modal Manusia, Modal Fisik, Modal Sosial, Modal Finansial, Modal Politik, Modal Lingkungan/ Alam, Modal Agama dan budaya. Setelah memahami 7 Modal utama Seorang pemimpin pembelajaran harus menerapkan pemikiran yang berbasis asset atau asset based thinking.

Seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mengelola asset yang ada dengan pendekatan positif agar bisa memanfaatkan asset yang ada untuk kepentingan pembelajaran yang berkualitas, sehingga bisa mewujudkan siswa yang selamat dan bahagia". Ada dua pendekatan berfikir dalam pengelolaan asset yaitu Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan melihat dengan cara pandang negatif. memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Kemudian berikutnya adalah Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah memusatkan pikiran pada kekuatan positif, pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Dalam hal ini Pendekatan berbasis aset yang harus dapat diterapkan oleh Pemimpin Pembelajaran

Lalu, Apa pentingnya berfikir berbasis asset? Dengan berfikir berbasis aset maka kita bisa fokus pada asset atau kekuatan, merangsang proses berpikir, merangsang otak ke arah kemajuan dan solusi, jika berfikir berbasis kekurangan, maka sebaliknya akan menghambat proses kemajuan, sehingga memunculkan banyak peluang, membuka jalan, membuka banyak kesempatan dan kekuatan sehingga apa yang kita inginkan bisa tercapai. 

Dengan berfikir berbasis aset juga kita bisa membayangkan masa depan, dengan berorientasi atau membayangkan masa depan itulah maka akan banyak membuka kesempatan dan peluang untuk mewujudkan masa depan yang kita inginkan. Dengan berfokus pada masa depan, melihat potensi yang ada, apa yang sudah berkembang dan apa yang sudah berjalan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline