Lihat ke Halaman Asli

Empat Pilar Menjadi Kunci Sukses

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14112615921125513378

PENDIDIKAN RASULULLAH
PENDIDIKAN TERBAIK SEPANJANG MASA
Rasulullah diakui Dunia sebagai Pendidikan. Empat pilar menjadi kunci suksesnya


Pengakuan Rasulullah SAW sebagai Pendidi yang Sukses bukan hanya dating dari kalangan Islam, tapi juga dari orang Barat. Robert L. Gullick Jr. Dalam bukunya Muhammad, The Educator dengan tegas mengatakan bahwa Rasulullah seorang pendidik yang sukses membibing manusia menuju kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar.
Robert menilai, Nabi Muhammad berhasil mendidik bangsa Arab yang secara akademis tertinggal dari bangsa Mesir, Romawi, dan Persia yang sudah akrab dengan dunia tulis menulis, perdebatan, riset dan buku. Sementara bangsa Arab hanya mengenal bersyair, ilmu berkuda dan riwayat suka-suka.
Namun berkat pendidikan yang diajarkan Rasulullah, secapat kilat bangsa Arab melejit potensinya. Dalam waktu singkat, mereka bisa mengambil alih dan mewarnai peradaban ketiga bangsa tersebut.
Ada beberapa tahap pendidikkan yang dilakukan Rasulullah terhadap para sahabatnya, yaitu:
Pertama, membangun iman. Dengan bekal ini kemudian muncul pribadi-pribadiyang bias mengendalikan dari dan meyakini bahwa apa yang mereka lakukan kelak akan dimintai pertanggungan jawaban Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dari pencaran keimanan ini muncul pribadi-pribadi yang jujur, bertanggung jawab, amanah dan berakhlak mulia.
Kedua, menjadikan akhlak sebagai yang sangat penting dalam proses pembinaan umat. Dalam berbagai kesempatan, Rasulullah memberi contoh konkrit tentang berakhlak yang baik dan mulia. Hasil daari didikan ini lahirlah insan-insan yang berdudi pekerti mulia.
Ketiga, pendidikkan berbasis minat dan bekat. Rasulullah sangat mengetahui kelebihan dan keunikan para sahabat. Karena itulah, beliau tidak membebani sahabatnya diluar bakat dan kepasitas alamiah merekaa. Khalid bin walid yang memiliki bekat kemiliteran yang menonjol, dibina menjadi penglima perang yang hadal. Zaid bin Haritsah yang memiliki minat dan bekat dalam bidang berhitung dan bahasa asing dibimbing menjadi ahli Faroidh (hokum waris) dan juru bahasa, serta sekretaris pribadi.
Keampat, pendidikkan berbaris doa dan riyadhah (berlatih). Rasulullah mengajarkan bahwa doa merupakansesuatu yang penting bagi setiap mukmin. Dalam berbagai situasi dan kondisi, beliau memberi contoh bagaimana seharusnya berdoa dan riyadhah, potensi lahiriah yang sebenarnya terbatas dapat dilipatgandakan.
Begitulah pendidikan yang dilakukan Rasulullah hingga akhirnya lahir sekelompok manusia yang berakhlak mulia dengan iman yang kuat yang bergerak dalam satu komando untuk menegakkan agama Islam.
Subhanallah, sangat indah dan terskema dengan baik sekenario Allah Swt. terhadap pentarbiyyahan dan pembentukan kepribadian para Nabi dan Rasul-Nya. Allah sengaja menyiapkan mereka dari sejak dini hinnga beranjak dewasa sebelum diangkat menjadi Rasul dengan berbagai bentuk pentarbiyyahan yang akan membentuk kepribadian mereka menjadi berkarakter dan siap untuk terjun langsung kepada umat dengan risalah yang sangat mulia.
Salah satu contohnya Nabi Musa As. Setelah beliau keluar dari negeri Mesir, beliau dibimbing oleh Allah menuju sebuah negeri yang bernama “Madyan”. Di negeri tersebut beliau dipertemukan dengan seorang Nabi yang sudah berusia lanjut yang menjadi pemimpin negeri tersebut. Dan akhirnya beliau ditaqdirkan oleh Allah Swt. untuk menjadi pekerja kepada Nabi Syu’aib As. sebagai pengembala kambing.
Dari sini Allah Swt. memulai pentarbiyyahan dan pembentukan karakter seorang Nabi kepada Nabi Musa As. dengan mengembala kambing-kambing Nabi Syu’aib As. Karena dari pekerjaan ini dapat menghasilkan beberapa karakter dan sifat yang dimiliki oleh seorang Nabi dan Rasul-Nya. Diantaranya adalah :

1. SABAR. Karena seorang pengembala dituntut untuk sabar menghadapi gembalaannya dari mulai ia mengembala pagi hari, kemudian menahan panas terik matahari pada siang harinya, sampai selesai pada sore hari dengan rasa lelah. Begitu pun dengan menjadi pemimpin umat yang akan memimpin manusia dan membimbingnya dengan penuh kesabaran.
2. TAWADHU. Karena seorang pengembala pada dasarnya adalah seorang pelayan terhadap para hewan gembalaannya. Dari mulai mengurusi makanannya, memandikannya, sampai tidur di dekatnya. Dan seorang pengembala tidak segan-segan untuk berbaur dengan kotoran dan bau yang melekat pada hewan ternak tersebut. Dan bahkan suatu saat ia akan terkena percikan kotoran atau air seninya. Dari sini tampak pengorbanan seorang Nabi dan Rasul kepada umatnya, dan akan hilang rasa kesombongan dan keangkuhan pada dirinya, dan akan senantiasa bersikap tawadhu (merendahkan hati) kepada setiap orang.
3. PEMBERANI. Karena seorang pengembala dituntut untuk selalu siap dan siaga terhadap bahaya yang akan menimpa hewan gembalaannya. Ketika bahaya hewan buas misalnya, yang datang dengan tiba-tiba kearah gerombolan hewan ternaknya, ia harus siap untuk mengusir dan menghalau bahaya hewan buas tersebut, tentunya hal ini perlu kesiapan mental dan keberanian yang sangat untuk menghadapi hewan buas yang akan memangsa hewan ternaknya. Begitu pun menjadi pemimpin umat, ia harus siap sedia melindungi umatnya dari ancaman dan bahaya yang datang dari musuh-musuhnya, dengan cara apa pun itu, yang terpenting ada mental kebaranian dan jiwa kesatria yang dimiliki oleh seorang Nabi dan Rasul, dalam menghadapi bahaya dalam berbagai situasi dan kondisi.
4. PENYAYANG. Karena seorang pengembala dituntut untuk selalu siap siaga dengan rasa kasih sayangnya terhadap hewan ternak yang ditimpa masalah, misalnya sakit dan melahirkan. Ketika hewan gembalaannya ada yang sakit, ia harus siap mengobati rasa sakit hewan tersebut, tentunya dengan penuh perhatian dan rasa kasih sayang dan jeli dalam mengatasi rasa sakit hewan tersebut. Supaya hewan tersebut dapat kembali sehat dan kembali hidup seperti biasanya. Begitu pun para pemimpin umat, ia harus memiliki rasa kasih sayang dan kepekaan terhadap permasalah yang ditimpa umatnya. Tidak dihadapi dengan sifat arogansi dan kasar. Apabila dapat melakukannya terhadap hewan ternak, begitu pun terhadap manusia, ia mampu lebih dalam memberikan rasa kasih sayangnya terhadap sesama manusia.
Dengan demikian, penulis bermaksud untuk mengajak kepada kita semua untuk tetap terus mendalami ayat-ayat Allah, dan tanda-tanda kebesaran-Nya yang nampak di sekitar kita dan yang Nampak di alam semesta ini. Begitu pun dalam permasalahan mencetak para pemimpin dan para penerus dakwah para Nabi dan Rasul-Nya, kita bisa mengambil pelajaran dari tulisan singkat yang telah penulis sampaikan sebelumnya. Bahwasannya Allah Swt. adalah sebaik-baik pentarbiyyah dan pendidik, terutama dalam mempersiapkan para utusan-Nya, yang akan mengemban amanat yang sangat berat namun mulia, yaitu menegakan “kalimatullah” di muka bumi ini.

1411261626525925958

14112616571732026038


BYyy # Mareen Na

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline