Lihat ke Halaman Asli

(Cersama) Cinta Cantik

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13451821861273961380

Kalau kita berbicara tentang kebadian atau kekekalan, kita bisa bicara tentang kecantikan. Ah, mungkin akan merasa bosan kalau kalian mendengar cerita tentang kecantikan karena cerita seperti itu sudah umum diceritakan di banyak media. Tapi tunggu, aku punya satu cerita singkat untuk kalian. Singkat saja, biar kalian tidak bosan.

***

Kecantikan wanita ini sudah terkenal sekali di kalangan sejawatnya. Kulitnya putih mulus, hidungnya mancung dan memiliki proporsi yang pas dengan mulut dan pipinya. Matanya yang lebar disempurnakan dengan alis yang panjang menggoda. Rambutnya, tidak pernah dipotong panjang. Selalu rapi sebahu dengan warna hitam yang sempurna. Bodinya, indah sekali. Bentuknya yang pas antara bagian atas, panggul dan kaki, membuat dia seperti manekin hidup kalau sedang berjalan. Ditambah lagi, cara berjalan dan berbicaranya. Selalu lemah gemulai dan tidak tutur katanya seolah tidak pernah menunjukkan ada yang salah.

Namanya Dewi. Seorang jaksa yang namanya mulai dikenal karena kelihaiannya di ruang sidang. Hm, dari namanya saja sudah menunjukkan kalau kesempurnaan adalah miliknya. Dan memang dia memiliki ambisi terselubung bahwa dirinya harus memiliki kesempurnaan sampai dia mati besok. Setiap minggu dia selalu ke salon untuk merapikan rambut dan alisnya. Perawatan wajah dia serahkan pada dokter kecantikan di rumah sakit terbaik di Surabaya. Tidak pernah dia absen datang ke spa meskipun hanya untuk melulur badannya. Sedangkan tumpukan lemak dia hancurkan di health and beauty center dengan menggunakan sistem Lyposculpture yang bisa menghancurkan lemak di beberapa bagian sekaligus dengan biaya yang tidak bisa dibayangkan.

Suatu hari, dia jatuh cinta dengan seorang pemilik biro perjalanan luar negeri yang bernama Syam. Entah apa yang ada di dalam diri Syam, sampai Dewi sangat tergila-gila padanya. Bahkan pernah dia menolak menangani sebuah perkara hanya untuk berlibur dengan Syam ke Singapura selama seminggu. Dan Syam juga sama tergila-gilanya kepada Dewi. Gayung bersambut, menikahlah mereka di usia sama-sama kepala 3. Dan mereka menjadi pasangan yang ideal. Tampan dan cantik. Sempurna.

Di usia pernikahan memasuki 7 bulan, Dewi hamil. Sepertinya, dia tidak siap menghadapi kehamilannya. Alasan yang pernah disampaikan ke sahabatnya, Rina, adalah karena kehamilan akan mengganggu semua program kecantikan wajah dan tubuhnya.

“Kalau kamu memang tidak siap hamil, kenapa dulu menikah?” Tanya Rina karena bosan mendengar Dewi selalu berkeluh kesah tentang kehamilannya yang sudah memasuki usia 3 bulan.

“Karena aku jatuh cinta dengan Syam.” Dewi menjawab dengan rasa penuh bahagia.

“Kalau kamu memang jatuh cinta dengan Syam, mau tidak mau suatu saat kamu harus mau menerima kodratmu sebagai ibu. Itu sudah hukum alam, Dewi.”

Kala itu, Dewi hanya diam mendengar nasehat Rina. Dia memang tidak bisa tidak menikah dengan Syam. Tapi, kalau karena menikah dia menjadi tidak cantik lagi? Itu sungguh tidak dia pikirkan masak-masak sebelum dia menerima lamaran Syam dulu.

Hingga akhirnya, perutnya tampak semakin membuncit. Dan akhirnya dokter kecantikannya melarang dirinya melanjutkan program-program kecantikan dan penghancur lemak karena akan memiliki resiko buruk pada perkembangan janinnya. Dan Dewi geram. Marah. Kenapa dia harus hamil? Berarti semua program kecantikannya sia-sia selama ini. Uang yang dia keluarkan tidaklah sedikit. Dan dia semakin geram karena dia mudah lapar sekarang, makan terus tanpa henti.

Pernah dirinya berfikir untuk menggugurkan kandungannya. Tapi dia masih wanita waras. Resiko besar terhadap kesehatannya, apalagi terhadap karirnya yang sudah cemerlang. Akhirnya, dia luluh dan berusaha menerima kehamilannya karena bujukan Syam. Tidak pernah luput Syam memujinya bahwa dia semakin terlihat cantik ketika hamil, bahwa kulitnya semakin mulus ketika hamil, rambutnya semakin lebat dan jarang rontok karena hamil. Syam ternyata mengerti seluk beluk dampak kehamilan terhadap anatomi tubuh seorang ibu karena Syam sudah memperkirakan situasi yang akan dia hadapi kelak ketika istrinya hamil.

Hingga akhirnya, Dewi melahirkan. Dia memilih caesar dan menolak mentah-mentah melahirkan secara normal. Alasannya, dia ingin daerah kewanitaannya tetap pada bentuknya dan tidak mengganggu kenyamanan berhubungan seksual. Lagi-lagi Syam hanya diam saja istrinya berargumen seperti itu. Bagi dia, yang penting bayinya lahir dan ingin segera dia membawanya jauh-jauh dari Dewi.

Benar ternyata, membawa bayi Dewi jauh-jauh dari tangan Dewi. Syam menceraikan Dewi dua bulan setelah Dewi melahirkan. Sebenarnya, hak asuh anaknya masih pada Dewi tapi secara halus dia menolak karena dia tidak mau mengasuh anak akan merusak karir, kehidupan dan kecantikannya. Akhirnya, Syam mengambil alih mengasuh si bayi dan merelakan cintanya pergi karena ternyata orang yang dicintainya lebih mencintai dirinya sendiri ketimbang Syam dan bayinya. Sejak itu, Syam benar-benar hilang dari kehidupan Dewi. Dan Dewi sudah melupakan bahwa dia dulu pernah benar-benar jatuh cinta pada hal lain selain pada kecantikannya.

Hingga pada akhirnya, Dewi memilih hidup sendiri. Ya, menikmati kesendiriannya dan menikmati cintanya kepada kecantikannya. Dia menutup diri untuk jatuh cinta pada hal lain, terutama pada lelaki. Kehidupannya sekarang berpusat pada dirinya, kemenarikan dirinya, kemolekan tubuhnya, kepandaian akalnya. Dan dia tidak akan pernah khawatir lagi, bahwa tua akan menghilangkan kecantikannya karena dia memiliki dokter kecantikan tersohor akan tangan emasnya.

-END-

***

#Cersama adalah kependekan dari Cerita Bersama, adalah even yang dibuat oleh kami berenam yaitu Saya, Inin Nastain, Vianna moenar, Elhida, Ajeng dan Kayana.

*Cersama hari pertama : (Cersama) Ketika Harga Bungkuh Kopyor Naik di Bulan Puasa

*Cersama hari kedua : (Cersama) Menunggu Kabar dari Pabrik

*Cersama hari ketiga : (Cersama) Purwanti dan Ceritanya

*Cersama hari keempat : (Cersama) Sakit Kakinya Bu Layla

***

Klik Cuap ala Mama Arkananta untuk membaca tulisan saya yang lain ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline