Lihat ke Halaman Asli

Mislan Sihite

Saya adalah dosen FE. Univ. Methodist Indonesia , Medan, penulis dan pembicara

Sulitnya Menghargai Prestasi Orang Lain

Diperbarui: 24 April 2021   17:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kecenderungan manusia kurang bersedia mengakui prestasi orang lain secara fair, sehingga banyak orang memiliki cara berpikir yang sempit dan keti nggalan zaman. Dalam berpikir dan bertindak kurang berpikir visioner dan jauh ke depan.

Terlebih seorang pemimpin di suatu organisasi misalnya sekolah dan perguruan tinggi, dalam penentuan seseorang dalam suatu jabatan tidak mempertimbangkan kompetensi, pengetahuan, pengalaman, tetapi hanya menunjuk orang karena kedekatan kelompok dan kedekatan emosional.

Apa yang terjadi jika seorang pemimpin tidak menghargai orang yang memiliki prestasi, suatu saat organisasi tersebut akan mengalami kemunduran motivasi dan kemunduran kinerja, karena pemimpinnya yang kurang menghargai prestasi orang lain, sehingga pemimpinnya bertindak seperti pemimpin kaleng-kaleng / abal-abal (istilah awam yang menyebut orang yang tidak memiliki kompetensi) .

Semoga diantara kita tidak ada lagi pemimpin kaleng-kaleng atau pemimpin abal-abal, marilah menghargai kemampuan & prestasi orang lain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline