Lihat ke Halaman Asli

Santri Memiliki Peran dalam Proses Kemerdekaan Indonesia dan Kemajuan Indonesia hingga Saat Ini

Diperbarui: 17 Oktober 2022   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara terbesar di dunia dengan luas wilayahnya berada di urutan ke-15. Luas negara Indonesia adalah 1,90 juta kilometer persegi dengan luas daratan 1,81 juta kilometer persegi. Tentu saja dengan begitu luasnya wilayah, negara ini memiliki keberagaman hal di dalamnya dan sejarah yang sangat kuat. Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk dalam pencampuran  perubahan-perubahan baik bidang sosial, politik, dan keyakinan yang dilatarbelakangi berbagai faktor diantaranya letak geografis, keyakinan atau adat dari masyarakat, perekonomian, pemerintahan, dan kesenian sastra. Diketahui menurut sejarah terdahulu, para pedagang Arab berlayar ke wilyah Asia Tenggara termasuk ke Indonesia pada abad ke 1-4 H/ 7-10 M. Penyebaran Islam pada awalnya didorong oleh meningkatnya jaringan perdagangan di luar kepulauan Nusantara termasuk kesultanan Mataram (di Jawa Tengah sekarang).

Bagaimana sih cara penyebaran agama Islam masuk di lingkungan masyarakat? Apa aja sih buktinya? Penyebaran agama Islam di Indonesia pada umumnya berlangsung melalui dua proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang Asing Asia, seperti Arab, India, dan Cina yang telah beragama Islam bertempat tinggal secara permanen di satu wilayah Indonesia melakukan perkawinan campuran dan mengikuti gaya hidup lokal. Masyarakat Asia Tenggara telah mempunyai peradaban yang tinggi sebelum kedatangan Islam. Hal demikian dikarenakan kawasan Asia Tenggara terdiri dari negara-negara yang memiliki kesamaan budaya dan agama. Negara-negara ini, termasuk Indonesia telah memiliki kontak dengan peradaban bangsa India dan Cina. Tidak hanya dalam aspek peradabannya saja, tetapi juga adat istiadat, agama dan kepercayaan. Dalam bidang sastra, ditemukan buku-buku (kitab) kuno seperti kitab suluk yang mengisahkan perjalanan seorang sufi agar memperoleh ilmu sejati. Kitab lain adalah kitab sutasoma, kitab Negara Kertagama, dan sebagainya. Paparan tersebut menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia sebelum menerima agama Islam telah mempunyai agama dan kepercayaan yaitu agama Hindu, Budha, selain animisme dan dinamisme yang telah berkembang lama sebelumnya.

Apakah masyarakat merasa terpaksa dengan kedatangan agama Islam? Tentu tidak, karena agama Islam tersebar di seluruh wilayah Indonesia secara periodik, bertahap dan dengan strategi dakwah yang damai, menyesuaikan diri terhadap adat istiadat penduduk tanpa paksaan dan kekerasan. Strategi penyebaran agama Islam inilah yang menyebabkan agama Islam mudah diterima, faktor lain adalah agama Islam memberi penghargaan pada sesama manusia dengan tidak membedakan harkat derajat dan martabat. Proses masuknya Islam di Indonesia dapat melalui beberapa cara, yakni perdagangan, perkawinan, politik, pendidikan, kesenian, dan tasawuf. Penyebaran agama Islam melalui pendidikan dinilai proses yang paling efektif dalam metode pendidikan Islamisasi di Indonesia dan hingga saat ini masih terus berkembang, yakni pesantren. Pesantren merupakan sebuah tempat menempa ilmu untuk para calon juru dakwah agama Islam atau dapat dikenal sebagai santri. Selain mengajarkan ilmu agama, pesantren juga mengajarkan keterampilan dalam menjalani hidup. Terdapat lembaga pendidikan atau pesantren pada masa awal perkembangan Islam, yakni pesantren yang di dirikan Sunan Ampel dan juga Sunan Giri yang terkenal sampai pulau Maluku. Selain itu, di lembaga pendidikan pesantren, murid yang sudah selesai belajar akan dikirim untuk berdakwah keseluruh penjuru Indonesia.

Sehingga dari sini didapat bahwa dari pesantren dapat menghasilkan santri-santri yang nantinya menjadi ulama dan mampu memimpin keagamaan untuk menyebarkan ilmu agama lebih luas. Tidak luput dari sejarah, agama Islam berkembang di tengah adanya pertempuran, dan tidak dapat dipungkiri bahwa saat itu tidak mudah untuk menyebarkan agama Islam dan menegakkan kebenaran. Segala perlawanan oleh para tokoh-tokoh agama pun terlibat. Salah satunya dalam upaya perjuangan untuk meraih kemerdekaan, pada tanggal 17 September 1945 fatwa Jihad oleh KH Hasyim Asy’ari dan dikenal dengan nama Resolusi Jihad. Resolusi Jihad sebagai pengobar semangat para ulama dan santri dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah. Selain itu juga mendesak pemerintah agar segera menentukan sikap melawan kekuatan asing yang ingin menggagalkan kemerdekaan. Berbekal fatwa Jihad yang diteguhkan dalam resolusi Jihad yang isinya menyerukan kepada seluruh elemen bangsa khususnya umat Islam untuk membela NKRI. Pertempuran 10 November 1945 laskar ulama dan santri menjadi garda terdepan dalam pertempuran.

Maka dari itu, dikatakan bahwa ulama dan santri ikut berperan dalam proses perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sehingga, kita sebagai anak muda bangsa terutama mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang dasarnya sudah memiliki ilmu tentang keagamaan dan juga sempat menjadi santri selama satu tahun, ikut serta dalam kegiatan guna membangkitkan kembali semangat juang para santri di masa kini. Berdasarkan pengalaman pribadi saya selama menjadi santri di mahad Al-Jamiah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, disini saya diajarkan tentang cara mengaji dan membaca makharijul huruf dengan baik dan benar sesuai dengan tajwid agama. Dan jadwal bagi santri dimulai dari waktu subuh yang adanya sholat jamaah di masjid dan dilanjut membaca Wirdhul Latif. Untuk waktu siang hingga sore adanya jadwal untuk perkuliahan dan setelah sholat isya ada kegiatan yang bernama taklim. Kegiatan taklim merupakan kegiatan membaca kitab untuk mempelajari tentang cara dalam menjalani kehidupan sehari-hari berdasarkan syariat Islam. Sehingga kita dapat mendalami pelajaran baik dalam bidang keagamaan maupun bidang umum.

Namun, bila direnungkan kembali, tidak banyak anak zaman sekarang yang tertarik dan mau ikut dalam program pendidikan pesantren dikarenakan takut tidak dapat mengikuti tren anak muda zaman sekarang yang kebanyakan memang suka menongkrong di tempat umum, seperti cafe, mall, kedai, bioskop, dll. Dan dirasa kembali, dunia pesantren tidak sekulot itu. Maka, wajib bagi kita untuk mengajak dan menginspirasi anak muda zaman sekarang dengan menunjukkan bahwa dari pesantren oleh santri dapat memajukan Indonesia dan membuat bangga Negara ini oleh ilmu religius yang sangat kuat dan mampu membawa tren tersendiri tentang kehidupan yang seimbang antara duniawi dan akhirat. Ikut dalam jihad membangun bangsa Indonesia sebagaimana semboyan yang berbunyi “Ma’haduna!!! Ijtihadun, wa jihadun, wa mujahadah, Allahuakbar!!!”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline