Jenitri atau genitri ( Elaeoccarpus sphaericus Schum ) di India digelari Mata Dewa Siwa. Tumbuhan ini terkenal karena bijinya yang awet untuk dijadikan mank-manik, mata tasbih, atau Rosario. Jenitri adalah pohon yang tingginya dapat mencapai 20-30 meter. Batangnya tegak, berkayu, bulat, dengan percabangan simpodial dengan diameter batang hingga 150 cm.
Batang pohon Ginetri berwarna coklat dengan permukaan yang kasar, percabangan nya mendatar sampai agak menurun. Daunnya bergerigi disepanjang bagian tepinya dan meruncing dibagian ujungnya. Tangkai bunga sekitar 0,5 cm daun kelopak bulat telur memanjang , runcing hijau pucat atau kemerahan. Buah Ginetri berbentuk bulat dengan diamete sekitar 2 cm. Kulit buahnya berwarna hijau pada saat masih muda dan akan berubah menjadi biru cerah pada saat sudah matang. Biji biji ginetri sangat awet bisa bertahan sampai 8 generasi.
Pohon jenitri adalah tumbuhan tropis Asia yang tumbuh tersebar mulai dari Nepal, India, Srilanka, Myanmar, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia tersebar di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Tumbuh baik mulai di daerah berketinggian 350 mdpl hingga 1200 mdpl. DiIndia adalah negara yang paling banyak menggunakan buah ini untuk sarana ritual keagamaan. Pohon ginetri tumbuh subur dan diseebut sebagai tanaman Rudraksha .ada yang menyebutkan bahwa Orang hindu meyakini pohon rudraksh tumbuh berkat adanya ttetesan air mata Dewa siwa yang jatuh diatas tanaman tersebut.
Meskipun iIndia paling banyak memanfaatkan pohon tersebut namun bukanlah penghasil utama buah Ginetri. Negara yang paling banyak memproduksi buah Ginetri adalah Indonesia terutama daerah jawa tengah Sumatra, Kalimantan dan Bali. beberapa wilayah di Sulawesi selatan terdapat potensi Ginetri . Salah satu wilayah yang terdapat Potensi Ginetri di Sulawesi Selatan adalah Kabupaten Barru tepatnya di Dusn Pange, Desa Palakka Kecamatan Barru . Pohon Ginetri Baru beberapa tahun yang lalu ditemukan oleh anggota KTH Lestari Alam pada Areal izin Perhutanan Sosial.
Menurut Ketua KTH Lestari Alam ( Pak Nasir) bahwa Lokasi HKm KTH Lestari Alam dengan luas 50 Ha ditemukan Kurang lebih Sepuluh pohon ginetri yang sudah teridentifikasi, dan tidak menutup kemunkinan masih terdapat beberapa pohon Ginetri yang belum teridentifikasi pada kawasan hutan di luar Lokasi Areal Kerja HKm. Dengan ditemukannya pohon ginetri maka lokasi areal kerja HKm berpotensi untuk dikembangkan dan Budi dayakan.
Beberapa Sumber Menyatakan bahwa pohon Gnetri memiliki buah dan biji yang berkasiat herbal dapat meredakan Stress, anti Deppresan, anti bakteri anti infeksi, menstabilkan tekanan Darah, meluruhkan lemak badan dan mengisap Polutan disekitarnya. Selain bijinya pohonnya juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Biji genitri memiliki daya gravitasi 1,2 dan PH 4,48. Selain itu juga memiliki daya elektromagnetik yang sangat kuat yaitu 10.000 gauss dalam keseimbangan faraday. Oleh karena itu, hanya dengan menempelkannya pada kulit, tubuh sudah meresponnya dengan baik. Menurut Dr. Suhas Roy dari Banaras Hindu University, India, menyatakan bahwa ketika dikalungkan pada leher, biji genetri itu akan mengirimkan sinyal positif kepada jantung dan secara keseluruhan akan memberikan dampak positif bagi kesehatan karena dibuatnya detak jantung yang begitu beraturan.
Kandungan kandungan senyawa hidup yang terdapat pada biji Ginetri itu dapat juga menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya : Menurunkan Hipertensi, Mencegah kerusakan paru paru, Meluruhkan lemak pada tubuh, mengatur keaktifan otak , menghisap Polutan, Menghilangkan Stress.
1. Menurunkan Hipertensi
Menurut Penelitian diBanaras hindu University India, yang dilakukan oleh Sahih Singh RK yang dari Departemen Farmakologi menyatakan bahwa biji Ginetri yang direndam Semalaman dan diminumdalam perut kosong sebelum makan apa apa dapat menekan meredam tekanan darah tinggi. Air Rendaman diminum selama 7 hari berturut turut dan sambil mengalungkan kalung biji ginetri di leher maka tubuh akan terhindar dari pembengkakan bahteri Sampai penyakit kanker
2. Mencegah Kerusakan Paru Paru