Lihat ke Halaman Asli

Misel Audela

Teknologi Radiologi Pencitraan - Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Generasi Muda: Pemimpin Perubahan untuk Menurunkan Stunting di Indonesia

Diperbarui: 5 Juni 2024   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://crystalsea.id/blog/ciri-ciri-stunting/

Stunting, sebuah masalah kesehatan yang berbahaya dan kompleks, telah menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia dalam upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) 2023 . Stunting diindikasikan dengan kondisi di mana otak yang kurang berkembang, yang berkonsekuensi pada berkurangnya kemampuan mental dan kapasitas belajar, prestasi sekolah yang buruk, dan risiko penyakit kronis. 

Menurut data Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2021, prevalensi balita di Indonesia yang mengalami stunting mencapai 24,4%. Pemerintah menargetkan stunting di Indonesia akan turun menjadi hanya 14% pada 2024. Dalam upaya mencapai target tersebut, peran generasi muda sangat penting. 

Generasi muda sebagai sumber daya manusia dan generasi unggul di Indonesia memiliki potensi besar dalam mengimplementasikan SDGs 2023 berbasis potensi lokal terkait gizi terhadap permasalahan stunting di Indonesia. Mereka dapat berperan aktif melalui upaya preventif dan represif.

Upaya preventif yang dapat dilakukan generasi muda antara lain dengan melakukan penyuluhan terkait peran pola pikir sehat orang tua muda dalam pencegahan gizi buruk penyebab stunting. Mereka juga dapat melakukan pendampingan pencegahan risiko stunting kepada masyarakat dalam bentuk webinar, memaparkan materi terkait stunting, urgensitas pencegahan stunting, hingga dampak stunting pada anak. 

Selain itu, generasi muda dapat memanfaatkan potensi lokal Indonesia untuk mencegah stunting melalui perbaikan gizi pada anak. Contohnya, daun kelor yang mengandung protein, vitamin, dan mineral yang berperan penting bagi pemenuhan gizi pada anak. Ikan laut juga memiliki beragam kandungan nutrisi yang diperlukan bagi tubuh anak. Potensi hasil laut Indonesia pun mengandung beragam nutrisi yang berperan penting bagi pemenuhan gizi pada anak di Indonesia.

https://search.app.goo.gl/BA3bQiwq

Dalam upaya represif, generasi muda dapat berperan aktif melalui keikutsertaan pada program-program dan aktivitas aksi percepatan penurunan stunting di beberapa wilayah di Indonesia. Mereka dapat mendampingi dan mengawasi pelaksanaan program-program perbaikan dan pemenuhan gizi bagi anak stunting untuk memastikan bahwa informasi yang telah disampaikan kepada masyarakat diimplementasikan dengan baik.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran generasi muda pada implementasi SDGs 2023 berbasis potensi lokal terkait gizi terhadap permasalahan stunting di Indonesia dapat dilakukan melalui upaya preventif maupun represif. Upaya preventif yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan peran pola pikir sehat orang tua muda dalam pencegahan gizi buruk penyebab stunting. 

Sedangkan upaya represif yang dapat dilakukan oleh generasi muda melalui pemanfaatan potensi lokal Indonesia antara lain dengan memanfaatkan potensi hayati dan laut berupa daun kelor dan ikan laut yang mengandung beragam nutrisi yang berperan penting bagi pemenuhan gizi pada anak di Indonesia. 

Pencegahan stunting tidak hanya dilakukan melalui penyuluhan maupun pemberdayaan namun generasi muda perlu untuk mendampingi dan mengawasi pelaksanaan program-program perbaikan dan pemenuhan gizi bagi anak stunting untuk memastikan bahwa informasi yang telah disampaikan kepada masyarakat diimplementasikan dengan baik guna mendukung dan mendorong upaya pemerintah untuk dapat mencapai persentase angka stunting sebesar 14% pada 2024 mendatang.

(*)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline