Lihat ke Halaman Asli

Merindukan Televisi Pendidikan

Diperbarui: 13 April 2020   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pixabay/Uboiz

Pada era Orde Baru, ketika pertelevisian nasional masih diatur secara ketat oleh Departemen Penerangan dan TVRI masih familiar di keluarga Indonesia, hampir tidak ada acara televisi yang bertentangan dengan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat di Indonesia.

Terlepas dari dominasi dan arah politik pemerintah pada waktu itu, TVRI didominasi dengan acara-acara yang mendidik masyarakat, terutama sekali acara-acara yang mengangkat tema-tema alam, pedesaan, kesederhanaan kehidupan masyarakat, dan pendidikan.

Boleh dibilang acara-acara televisi yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat, seperti percintaan di kalangan remaja, seks bebas, gosip, acara musik yang penuh dengan hura-hura dan pakaian seronok, dan pengajaran kekerasan dan tindakan kriminal tidak ditemukan di televisi di era Orde Baru.

Adapun di era reformasi sekarang ini, di mana kebebasan pers boleh dibilang sudah sampai tahap keblabasan, maka acara-acara televisi swasta yang didominasi percintaan di kalangan remaja, seks bebas, gosip, acara musik yang penuh dengan hura-hura dan pakaian seronok, dan pengajaran kekerasan dan tindakan kriminal dapat ditemukan dengan mudah.

Meskipun sekarang ini jumlah stasiun televisi swasta sangat banyak, akan tetapi sebagian besar dari mereka merupakan stasiun televisi yang dipenuhi dengan acara-acara yang tidak bermutu, bahkan menyebabkan demoralisasi bangsa, terutama generasi muda dan anak-anak.

Pada jam prime time, ketika sebagian besar keluarga di Indonesia menghabiskan waktu untuk beristirahat sambil menikmati siaran televisi, justru waktu yang strategis semacam itu dimanfaatkan oleh pihak televisi untuk menayangkan sinetron yang tidak mendidik, yang mengajarkan tindakan kriminal dan kekerasan dalam rumah tangga.

Jangan heran apabila anak-anak SD sekarang ini sudah mahir mengucapkan kata-kata kasar dan bersikap sok dewasa, karena hampir setiap hari mereka dicekoki dengan kata-kata kasar dan adegan-adegan yang tidak mendidik di televisi.

Para remaja pun terbiasa dengan gaya hidup boros, manja, hedonis, bermewah-mewahan, dan menyukai kehidupan yang cenderung bebas dan longgar karena begitulah yang mereka nikmati dari sinetron dan acara-acara musik.

Generasi muda macam apa yang akan dihasilkan dari tontonan yang tidak bermutu seperti yang sedang ditayangkan oleh televisi-televisi swasta di Indonesia sekarang ini. Apakah stasiun televisi mau bertanggung jawab akan kehancuran moral dan masa depan generasi muda Indonesia? 

Pihak stasiun televisi swasta hanya mau mengejar rating acara mereka supaya tetap tinggi dengan banyaknya pentonton, sehingga semakin banyak dan mahal iklan yang masuk dan akhirnya keuntungan mereka pun semakin besar.

Akan tetapi sebagai tumbal dari kapitalisasi yang tidak bertanggung jawab dari pihak televisi, masa depan bangsa Indonesia sedang dipertaruhkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline