Menguatnya dolar AS yang mengakibatkan mata uang rupiah melemah sekarang ini, merupakan konsekuensi langsung dari ambruknya pasar finansial global. Dan negara-negara berkembang yang perekonomiannya sedang tumbuh (emerging markets) berpotensi terjadi krisis global yang lebih berbahaya yaitu krisis nilai tukar mata uang. Arus perdagangan internasional dipengaruhi oleh kebijakan nilai tukar dalam upaya menjaga daya saing ekspor dan menekan impor untuk mengurangidefisit current account(Adella bachtiar, FE UI, 2010).
Nilai tukar rupiah yang fluktuatif mempengaruhi ekonomi makro indonesia, mencakup hal tersebut nilai tukar rupiah mempengaruhi permintaan dan penawaran, Pada sisi permintaan, depresiasi nilai tukar akan menyebabkan harga barang luar negeri relatif lebih tinggi dibandingkan barang dalam negeri. Hal ini akan meningkatkan permintaan terhadap barang dalam negeri, baik dari permintaan domestik maupun dari permintaan luar negeri terhadap ekspor. Coba Pikirkan apa yang terjadi ketika nilai tukar rupiah terus- menerus sakit ? Apa yang para pembaca pikirkan ? Apakah nilai tukar rupiah yang merosot membawa biaya tambahan pada aktifitas perekonomin indonesia.
Faktor Eksternal, The Fed menaikkan tingkat suku bunganya untuk memperbaiki kondisi perekonomian Amerika. Aliran dana dari investor asing yang seharusnya untuk perekonomian indonesia beramai-ramai mendonorkan dananya ke amerika dan menarik dananya dari indonesia. Hal ini yang membuat jatuhnya nilai tukar rupiah kita. Faktor internal pelemahan nilai tukar rupiah karena definit tansaksi berjalan yang tak kunjung mengalami surplus sejak tahun 20011.
Bukan itu saja, pelemahan rupiah juga berimbas pada peningkatan beban utang luar negeri baik swasta maupun pemerintah. Investor memandang perekonomian indonesia mengkhawatirkan untuk berinvestasi, selain ketidakpastian investasi di indonesia dan naik turunnya harga saham gabungan (ISHG) adalah resiko. Kenapa saya menyebut “resiko” ? Jika diibaratkan seorang investor menginginkan keuntungan dalam semua proyek bisnis investasi dengan mengurangi angka ketidakpastian dalam hal ini “resiko” Investor akan memilih investasi ke negara yang memiliki kestabilan ekonomi dan politik dibandingkan negara yang memiliki “resiko”(miskhin,2012).
Kestabilan Nilai Tukar
Upaya Regulasi oleh pemerintah yang terlalu lambat untuk menangai permasalah ini, Jurus jitu tebak nasip belum terasa hasilnya, bisa dilihat dunia usaha dan masyarakat investor belum menyentuh kata “sepakat” untuk meyuntikan dana. Perlunya gebrakan baru dalam menangani masalah, BI sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas uatama Bank Indonesia tidak hanya menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas keuangan (perbankan dan sistem pembayaran) dalam hal ini BI wajib melakukkan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia selaku bank sentral negara.
Bank indonesia harusnya segera melakukkan intevensi di pasar valas agar kondisi pelemahan nilai tukar segera membaik, disamping itu dukungan dari masyarakatpun harus ada seperi tidak melakukkan spekulasi mencari keuntungan dari pelemahan rupiah. Kondisi tersebut akan menjamin kesehatan rupiah. Pikiran extrim dari penulis menjadikan indonesia krus tetap. Sebab, dengan adanya krus tetap perekonomian indonesia tidak akan mengalami pelemahan nilai tukar dipasar valas sebab mata uang rupiah dapat mematok harga terhadap mata uang negara lain seperti dollar AS tapi kondisi tersebut sulit dilakukkan karena kondisi ekonomi dan politik indonesia masih lemah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H