Lihat ke Halaman Asli

Misbahul Huda

Saya seorang Mahasiswa aktif STEI sebi

Cinta dan Benci Karena Allah

Diperbarui: 28 Februari 2023   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cinta merupakan sesuatu yang sudah menjadi fitrahnya manusia. Cinta itu tidak bisa muncul karena paksaan karena cinta itu terletak di dalam hati. Namun sebagai umat islam kita harus bisa mengontrol hal yang demikian yakni kepada apa dan siapa kita harus mencintai dan membenci. Oleh karena itu islam mengajarkan kepada kita untuk bisa mencintai dan membenci karena Allah. 

Terutama kepada saudara dan sesama kita yang seiman kita harus bisa mencintai juga membenci karena Allah. Yakni mencintai karena keimanan dan ketaatan kepada Allah, juga membenci keburukan dan kemaksiatan saudara kita, bukan membenci orangnya namun maksiatnya. Karena sangat penting bagi kita untuk bisa mencintai dan membenci karena Allah. 

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang artinya : "sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala mempunyai beberapa hamba, pada hari kiamat untuk mereka disediakan mimbar. Mereka duduk di atas mimbar itu. Mereka adalah orang orang yang pakaiannya cahaya dan wajahnya bercahaya. Mereka bukan para nabi dan bukan pula para syuhada. Pada Nabi dan para syuhada ingin seperti mereka. Para sahabat bertanya : Siapakah mereka itu, Ya Rasulullah ?, Beliau menjawab : mereka adalah orang orang yang saling mencintai karena Allah ( dalam urusan agama Allah), saling mengunjungi dan duduk berkumpul dalam kepentingan urusan agama Allah."

Dalam hadits tersebut sudah sangat jelas bahwa orang orang yang mencintai karena Allah subhanahu wa ta'ala, maka pada hari kiamat mereka akan di berikan pakaian yang bercahaya dan wajah mereka juga  bercahaya, sehingga para Nabi dan para syuhada pun terkagum kagum terhadap mereka. 

Dalam riwayat lain juga di jelaskan yakni riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya :"sesungguhnya pada hari kiamat Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :"Demi keperkasaan dan keagungan-Ku, pada hari ini Aku akan menaungi mereka berada di bawah naungan Ku, yaitu suatu hari yang tidak ada naungan selain naungan Ku."

Nah dengan demikian bagi orang orang yang mencintai karena Allah selain mendapatkan pakaian bercahaya pada hari kiamat, maka akan mendapatkan juga naungan dari Allah pada hari kiamat tersebut, yang mana tidak ada naungan selain daripada naungan Allah subhanahu wa ta'ala. 

Kemudian ada sebuah cerita terkait mencintai karena Allah subhanahu wa ta'ala yaitu pada hari kiamat didatangkan seorang laki-laki beriman, lalu amal-amal nya ditimbang dan ternyata kejahatannya lebih unggul dan berat daripada kebaikannya. 

Maka Allah memerintahkan kepada para malaikat agar dia dibawa ke neraka. Namun laki-laki itu berkata : wahai Tuhanku, tunggulah sesaat, aku akan meminta kebaikan dari ibuku. Maka dia pun diberi tangguhan waktu. Dia datang kepada ibunya dan berkata : wahai ibuku, setelah memelihara dan mendidikku di dunia dan mengantarkan aku pada setiap kebaikan, maka berilah aku suatu kebaikan dari berbagai kebaikan agar aku bisa selamat dari neraka.

Ibunya berkata : wahai anakku, keadaanku sendiri juga sangat lemah dan kebingungan dalam menghadapi urusanku, maka bagaimana mungkin hari ini aku bisa menyelamatkan kamu ?, Kemudian laki-laki tersebut mendatangi semua kerabatnya, tetapi yang didapatkan adalah keputusan karena tidak ada bisa dari seorang kerabatnya yang mampu. 

Lalu Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan agar ia dibawa ke neraka. Di tengah-tengah perjalanan dia dihalau ke neraka itu, muncullah seorang sahabat karibnya dan berkata : aku berikan semua kebaikanku kepadamu, supaya salah seorang di antara kita ada yang selamat dari neraka. Yang demikian itu kiranya alternatif yang lebih ringan daripada kita berdua masuk di dalam neraka. Maka diperintahkan agar ia dibawa ke surga. Maka dia bergegas-gegas menuju ke surga.

Di tengah-tengah perjalanan terdengar seruan : bukanlah orang yang memiliki kesetiakawanan, jika dia melalaikan sahabatnha di dalam neraka, sementara dia sendiri dengan enaknya masuk ke dalam syurga. Mendengar seruan itu seketika laki-laki itu pun bersujud dan memberi pertolongan atau syafaat kepada sahabatnya. Maka Allah memerintahkan agar keduanya dibawa ke surga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline