Jika kita mendengar kata milenial, yang ada pada benak kita adalah orang-orang yang lahir pada tahun 2000 an, karena pada saat kata milenial itu populer, bersamaan dengan pergantian milenium, yang pada saat itu dunia teknologi, khusus nya komputerisasi digemparkan dengan istilah milenium bugs.
Sebetulnya jika kita mengacu kepada beresfod research, bahwa generasi itu bisa dikelompokan sebagai berikut:
- Baby Boomer : kelahiran 1946-1964, tahun 2023 ini berusia antara 59-78 tahun
- Gen X : kelahiran 1965-1980, tahun 2023 ini berusia antara 43-58 tahun
- Gen Y atau Milenials : kelahiran 1981-1996, tahun 2023 ini berusia antara 27-42 tahun
- Gen Z : kelahiran 1997-2012, tahun 2023 ini berusia antara 11-26 tahun
- Gen Alpha : kelahiran 2010 sampai sekarang
ada pendapat lain mengenai generasi tersebut, jika dilihat dari perkembangan teknologi nya menurut Marc Prensky, kelompoknya bisa dibagi 2 yaitu :
1. Digital Immigrants : generasi yang lahir sebelum 1985
2. Native Digital : generasi yang lahir setelah 1985
jika kita melihat dari kedua pendapat di atas, maka generasi milenial itu termasuk kedalam generasi Native Digital. tetapi pada kenyataannya, masih banyak generasi tersebut yang gaptek, karena berbagai alasan.
lebih parah lagi, di Indonesia ini, masih banyak generasi Z bahkan generasi Alpha, yang masih kurang mengerti terhadap perkembangan teknologi.
memang generasi yang lahir dari 2000 sampai sekarang, ketika baru lahir sudah di sodori oleh beragam gadget, tetapi hal tersebut tidak menjadi jaminan bahwa mereka akan melek terhadap teknologi, mereka hanya fokus terhadap sebagian kecil saja dari kemajuan teknologi tersebut, misalkan bermain game, update status di sosial media, tetapi, masih banyak yang tidak bisa mengoperasikan aplikasi pengolah kata atau pengolah angka, padahal kedua aplikasi tersebut menjadi modal dasar untuk dunia kerja di era digital ini.
maka kebijakan kementrian pendidikan untuk memunculkan kembali pelajaran TIK atau Informatika pada kurikulum merdeka ini, adalah hal yang sangat tepat, meskipun pada praktiknya di sesuaikan dengan kemampuan daerah dan sekolah.
di era digital ini, sebetulnya untuk mencari ilmu tentang teknologi sangatlah berlimpah, tinggal bagaimana kemauan kita untuk mencarinya, dan ini kembali kepada konsep literasi, yang memang saat ini menjadi masalah kronis bagi dunia pendidikan di Indonesia, baik itu siswa maupun guru-gurunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H