Lihat ke Halaman Asli

Misbahudin ST

guru mata pelajaran Informatika di SMA Istiqamah Bandung aktif sebagai mahasiswa S2 jurusan MPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Kendaraan itu bernama Buraq

Diperbarui: 1 Februari 2024   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Q.S. Al-Isra : 1

Setiap menjelang peringatan peristiwa Isra miraj, ayat tersebut mendadak menjadi sangat populer, sering kita dengar pada ceramah-ceramah  di masjid maupun di tempat-tempat peringatan peristiwa isra miraj.
Pada saat Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra miraj ini, beliau menggunakan kendaraan yang di sebut dengan buraq.

Kata Buraq berasal dari kata barqu yang berarti Kilat. Dengan kata lain bahwa kendaraan ini mempunyai kecepatan hampir sama dengan kilat atau jika menurut para ahli sains, kecepatan cahaya. Masih menurut para ahli sains, kecepatan cahaya itu jika dihitung bisa mencapai 299.792.458 meter per detik atau biasa di bulatkan menjadi 300.000 Kilo meter per detik. Bisa kita bayangkan bagaimana cepatnya kendaraan tersebut. Menurut logika manusia yang hidup pada jaman sekarang, sangat tidak mungkin kendaraan tersebut berbentuk seperti seekor kuda yang mempunyai sayap. Karena dengan kecepatan yang sangat tinggi tersebut jika masih berbentuk kulit maka kulit tersebut akan terbakar oleh kecepatan, dan penumpang yang mengendarai kendaraan tersebut pun tidak akan selamat, bahkan bisa hancur berkeping-keping.

Jika kita melihat kepada sebuat hadist yang diriwayatkan Dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah bersabda: Didatangkan kepadaku Buraq, seekor tunggangan putih, lebih tinggi dari keledai dan lebih rendah dari baghal, ia berupaya meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya. Setelah menungganginya, maka Buraq itu berjalan membawaku hingga sampai ke Baitul Maqdis. Aku ikat (tambat) tunggangan itu di tempat biasanya para Nabi menambatkan tunggangannya (Buraq).

Maka hal ini bisa menjadi perdebatan, karena dalam hadist tersebut menggambarkan bahwa buraq tersebut berbentuk seperti binatang. Menurut penafsiran "liar" penulis, bahwa tunggangan putih tersebut bisa jadi kendaraan tersebut memang berwarna putih, bisa jadi kendaraan tersebut bukan berbentuk hewan, tetapi kendaraan dengan material berwarna putih, dengan ukuran sebesar keledai, dan bisa juga kendaraan ini mempunyai penutup, seperti pesawat tempur, yang bisa dikendarai oleh dua orang, yang pada saat itu membawa nabi Muhammad SAW dengan malaikat Jibril.

Selain mempunyai kecepatan cahaya, kendaraan buraq ini bisa lintas dimensi, karena seperti dikisahkan dalam beberapa hadist, bahwa Rasulullah SAW pergi ke sidratul muntaha, yang sampai saat ini kita tidak mengetahui posisi tempat tersebut berada di dimensi mana.

tulisan ini saya buat sebagai representasi dari pemikiran penulis, pembaca bisa menilai sendiri keabsahan tulisan ini,

wallahu'alam bishawab.....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline