di etalase kaca itu,
barang-barang bersandar,
diam menunggu tangan ragu yang terulur,
seperti doa kecil yang kau bisikkan di tengah kesedihan,
sebuah harapan, sebuah kejutan.
kamu masuk,
tanpa kata, tanpa maksud yang terjelma,
hanya ada keinginan yang tak bernama,
mengisi ruang kosong yang tak terlihat,
mengusir mendung yang menggantung di langit matamu.
lampu-lampu neon berpendar,
menyulut endorfin yang lama tertidur.
"bahagiakah?" tanya dirimu sendiri,
tapi kamu tahu, jawabannya tak ada di rak-rak ini.
belanja,
bukan untuk barang yang kau beli,
tapi untuk rasa kendali,
seperti ketika kau memilih warna di tengah abu-abu,
menata ulang dunia kecil di kepalamu.
namun, hati-hati,
terkadang jalan ini berliku,
di mana keranjang yang penuh,
meninggalkan dompet yang kosong,
dan kesunyian kembali mengetuk pintu.
kau berdiri di sana,
menghirup udara dingin toko itu,
dan berkata pada dirimu,
"ini bukan tentang apa yang kubeli,
tapi tentang apa yang kutemukan."
di akhir hari,
apakah kesedihanmu tinggal separuh?
atau justru bertambah,
seperti bayangan yang panjang,
mengikuti setiap langkah.
sebelum kau kembali ke rumah,
ingatlah,
kebahagiaan bukanlah pajangan,
ia adalah cara matamu melihat dunia,
dan bagaimana hatimu memilih mencintainya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI