Lihat ke Halaman Asli

Muzamil Misbah

TERVERIFIKASI

Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Laki-laki Tidak Bercerita, Stereotip Maskulinitas dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Diperbarui: 25 Desember 2024   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi laki-laki tidak bercerita (sumber:freepik/freepik)

Pernahkah Anda melihat konten di media sosial yang memperlihatkan seorang pria tiba-tiba melakukan hal-hal absurd? 

Misalnya, tiba-tiba berada di Kamboja, makan di warung kecil sambil berteriak, atau bahkan muncul di Eropa secara spontan? 

Konten-konten seperti ini sering dimulai dengan narasi "laki-laki tidak bercerita" dan kemudian diakhiri dengan aksi-aksi tak terduga. 

Fenomena ini bahkan sempat menjadi tren, diikuti oleh berbagai kalangan, termasuk figur publik seperti Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anum.

Fenomena ini mencerminkan stereotip yang ada di masyarakat: bahwa laki-laki jarang mengekspresikan perasaan atau cerita mereka, tetapi justru memilih tindakan ekstrem untuk menggambarkan emosi mereka. 

Hal ini memunculkan pertanyaan yang lebih mendalam: Mengapa laki-laki tidak bercerita? Dan apa dampaknya pada kesehatan mental mereka?

Stereotip Gender yang Tertanam Sejak Dini

Pernahkah Anda mendengar kalimat seperti, "Anak laki-laki kok cengeng!" atau "Boys don't cry"? Frasa-frasa seperti ini bukan sekadar ungkapan, tetapi cerminan ekspektasi sosial yang tertanam sejak dini. 

Anak laki-laki didorong untuk menekan emosi yang dianggap "lembut" seperti sedih, takut, atau malu, sementara anak perempuan lebih diberi ruang untuk mengungkapkan emosi-emosi tersebut.

Menurut penelitian Chaplin dan Aldao, perempuan cenderung lebih ekspresif dibandingkan laki-laki karena adanya peran tradisional yang menekankan sifat merawat, empati, dan komunikasi. 

Sebaliknya, laki-laki diarahkan untuk menonjolkan emosi seperti marah atau agresi, yang dianggap lebih kuat dan dominan. Hal ini sesuai dengan peran tradisional laki-laki sebagai pelindung dan pencari nafkah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline