Lihat ke Halaman Asli

Muzamil Misbah

TERVERIFIKASI

Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Ketika Pinjol Memanfaatkan Kemiskinan dan Budaya Konsumtif

Diperbarui: 16 Desember 2024   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi menghitung utang (sumber:freepik/wirestock)

Dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan pinjaman online atau pinjol telah menjadi fenomena yang tak terhindarkan di tengah masyarakat Indonesia. 

Awalnya, pinjol menawarkan solusi cepat bagi mereka yang membutuhkan dana darurat. 

Namun, di balik kepraktisan ini, tersembunyi ancaman besar yang mengintai, terutama bagi masyarakat dengan kondisi finansial rentan. 

Banyak cerita bermunculan tentang orang-orang yang hanya ingin memenuhi kebutuhan mendesak tetapi akhirnya terperangkap dalam lingkaran utang yang sulit diakhiri. 

Tragisnya, mayoritas korban dari jeratan pinjol ini berasal dari kalangan miskin. Pertanyaannya, mengapa pinjol begitu sering menyasar kelompok masyarakat ini?

Apakah ini sekadar kebetulan atau sebenarnya ada pola sistematis yang digunakan oleh penyedia pinjaman online untuk menargetkan orang miskin? 

Untuk memahami hal ini, kita perlu menelaah bagaimana pinjol bekerja, dampaknya terhadap korban, dan apa yang membuat mereka begitu sulit dihindari.

Strategi Bisnis Pinjol: Keuntungan Jangka Pendek di Atas Segalanya

Sebagai entitas bisnis, pinjol berorientasi pada keuntungan. Sayangnya, banyak di antaranya tidak memprioritaskan etika atau tanggung jawab sosial. Yang penting bagi mereka adalah keuntungan sebesar-besarnya dalam waktu sesingkat mungkin. 

Untuk itu, mereka menargetkan kelompok masyarakat yang paling rentan secara finansial, yaitu mereka yang memiliki kebutuhan mendesak tetapi tidak memiliki akses ke layanan keuangan formal, seperti bank.

Mengapa orang miskin menjadi sasaran utama? Jawabannya sederhana: bank tidak memberikan akses yang mudah bagi mereka yang tidak memiliki slip gaji atau jaminan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline