Uang adalah elemen yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Setiap aspek dalam hidup kita, mulai dari mengatur anggaran bulanan, menentukan prioritas pengeluaran, hingga merencanakan masa depan melalui tabungan atau investasi, selalu melibatkan uang.
Meski penting, banyak orang di Indonesia masih bingung atau bahkan tidak tahu cara mengelola keuangan mereka dengan baik.
Kondisi ini terbukti dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya sebesar 49,68%.
Artinya, hampir setengah dari populasi belum memiliki pemahaman yang memadai tentang pengelolaan keuangan.
Mengapa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah? Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pendidikan keuangan, baik di rumah maupun di sekolah.
Apa Itu Literasi Keuangan?
Literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mengambil keputusan keuangan secara bijak. Ini mencakup berbagai aspek, seperti:
- Mengatur anggaran
- Memahami konsep bunga dan cicilan
- Menyusun dana darurat
- Mengenali instrumen investasi
Namun, keterampilan dasar ini sering kali tidak diajarkan secara formal di sekolah, sehingga banyak orang baru belajar setelah menghadapi kesulitan finansial.
Literasi Keuangan yang Masih Diabaikan di Sekolah
Sistem pendidikan formal di Indonesia masih fokus pada aspek teoritis dan akademis, seperti matematika, sains, dan sastra.
Meski penting, fokus ini mengabaikan pengajaran keterampilan hidup yang relevan, salah satunya adalah kemampuan mengelola keuangan pribadi.