Kita sering mendengar ungkapan bahwa untuk meraih kesuksesan, seseorang harus berani mengambil risiko.
Nasihat ini kerap kali dilontarkan dalam seminar motivasi, buku-buku pengembangan diri, atau bahkan dari percakapan sehari-hari.
Sekilas, kata-kata tersebut terasa sangat memotivasi dan membuat kita bersemangat untuk melangkah lebih jauh, meskipun ada tantangan dan risiko di depan mata.
Namun, apakah keberanian mengambil risiko benar-benar menjadi kunci kesuksesan? Atau, ada bahaya yang tersembunyi di balik nasihat ini?
Bahaya di Balik Prinsip "Berani Mengambil Risiko"
Jika kita memikirkan lebih dalam, prinsip bahwa untuk sukses kita harus berani mengambil risiko tidak sepenuhnya benar, dan bahkan bisa berbahaya jika diterapkan tanpa kehati-hatian. Mengapa demikian?
Orang yang menganut keyakinan ini tanpa disertai dengan perhitungan yang matang cenderung jatuh dalam pola berpikir spekulatif.
Spekulasi berarti melakukan tindakan yang tidak rasional, hanya berfokus pada hasil tanpa mempertimbangkan proses dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Mereka hanya berpikir "yang penting dicoba dulu", tanpa memperhitungkan risiko yang sebenarnya sedang dihadapi.
Dalam banyak kasus, orang yang berani mengambil risiko tanpa persiapan mental yang kuat akhirnya gagal ketika risiko tersebut benar-benar terjadi.
Lebih parah lagi, setelah mengalami kegagalan, mereka sering kali tidak memiliki mental yang cukup kuat untuk bangkit kembali.