Perayaan Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ke-79 baru-baru ini kembali menunjukkan kekuatan pertahanan negara yang semakin modern dan canggih.
Dalam acara tersebut, TNI menampilkan berbagai alat tempur, seperti panser, kapal perang, dan drone, yang menunjukkan kemajuan teknologi militer Indonesia.
Namun, di tengah semua itu, muncul sebuah pertanyaan menarik: bagaimana jika TNI ke depan tidak hanya bersenjatakan alat tempur fisik, tetapi juga mengandalkan pasukan yang bertempur di dunia maya?
Ini bukan sekadar khayalan, karena Indonesia sudah mulai membahas rencana untuk membentuk "tentara siber."
Apa Itu Tentara Siber?
Konsep tentara siber mulai mendapatkan perhatian serius di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Gagasan ini mencakup pembentukan pasukan yang bertugas untuk melindungi kedaulatan digital negara dan mempertahankan wilayah Indonesia dari serangan siber.
Berbeda dengan tentara konvensional yang beroperasi di darat, laut, dan udara, tentara siber akan beroperasi di dunia maya, memanfaatkan jaringan internet dan teknologi komputer untuk menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.
Seiring dengan semakin pentingnya teknologi dalam kehidupan sehari-hari, ancaman di dunia maya atau "cyber threats" juga meningkat.
Serangan siber tidak hanya dapat merusak sistem digital pemerintah atau militer, tetapi juga mengancam sektor-sektor vital seperti infrastruktur energi, telekomunikasi, kesehatan, dan keuangan.
Oleh karena itu, pembentukan tentara siber dianggap sangat penting untuk melindungi negara dari ancaman tersebut.