Lihat ke Halaman Asli

Muzamil Misbah

TERVERIFIKASI

Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Perlombaan Tikus

Diperbarui: 29 Agustus 2024   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perlombaan Tikus

Di tengah gemerlap kota
aku berlari, berlari,
mencari apa yang lebih,
lebih besar, lebih baik, lebih...
Tapi selalu ada yang kurang,
selalu ada yang hilang.

Kudengar suara di sudut hati,
"Apakah hidup ini hanya bekerja?"
Aku terjebak, terikat,
dalam perlombaan tak berujung
mengejar kebahagiaan yang tak pernah sampai.

Kupandangi hidup yang kian cepat,
jalan-jalan yang penuh dopamin murah,
menelusuri jejak yang tak kukenal,
hanya untuk merasa cukup,
hanya untuk merasa... tidak.

Mungkin kita adalah orang-orang
yang terus mengejar bayang-bayang,
berpikir bahwa dunia adalah perlombaan,
dan hidup adalah kotak-kotak
yang harus dicentang, satu per satu.

Tapi kini aku berdiri,
di tengah hiruk-pikuk,
menatap langit yang tenang,
dan bertanya pada angin,
"Apakah aku hidup hanya untuk bekerja?"

Kuputuskan untuk berjalan,
meninggalkan kota yang terburu-buru,
menurunkan langkah, menurunkan harap,
mencari hidup yang lebih sederhana,
di mana kebebasan adalah hadiah,
dan waktu adalah teman.

Dalam setiap jejak yang kutinggalkan,
ada rasa syukur yang mengalir,
mengganti kekosongan dengan makna,
dan dalam keheningan malam,
aku menemukan diriku kembali,
tidak dalam perlombaan,
tapi dalam damai yang perlahan tumbuh,
di antara lembar-lembar hidup yang kubaca ulang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline