Lihat ke Halaman Asli

Muzamil Misbah

TERVERIFIKASI

Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sepuluh Ribu Langkah

Diperbarui: 20 Agustus 2024   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepuluh Ribu Langkah

Setiap pagi, aku mengukur waktu
dengan langkah-langkah kecil,
sepuluh ribu kata yang kutulis di atas aspal.
Jalan setapak menjadi puisi
yang tak pernah selesai,
mengurai nafas, menjalin detak.

Di sudut-sudut kota, tubuhku
berdialog dengan bayang-bayang pohon,
bercakap-cakap dengan udara yang mengalir
seperti percakapan lama
antara aku dan tubuhku sendiri.

Seribu langkah pertama,
tubuh menggerutu,
masih merindukan ranjang dan mimpi-mimpi pendek.
Tapi setelah tiga ribu,
dunia mulai terbuka,
seperti buku yang baru dibaca,
halaman demi halaman,
tanpa jeda.

Langkah keenam ribu,
aku sudah tak lagi menghitung.
Tubuhku jadi angin,
melintasi trotoar dan gang-gang sempit,
melipat jarak dengan ringan,
seperti kata-kata yang menari di atas kertas.

Sepuluh ribu langkah,
akhirnya aku sampai
pada pagi yang baru.
Tubuhku menjadi puisi,
mencatat cerita keseharian
dalam ritme yang konsisten,
mengucap syukur dalam setiap gerak,
dan di sana, aku menemukan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline