Lihat ke Halaman Asli

Muzamil Misbah

TERVERIFIKASI

Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Menggapai Kebebasan Finansial di Tengah Krisis dengan Cara Kapitalis

Diperbarui: 1 Agustus 2024   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kebebasan finansial. sumber: freepik

Beberapa tahun yang lalu, saat dunia dilanda krisis akibat pandemi COVID-19, ada kabar mengejutkan bahwa jumlah orang kaya justru meningkat secara global. 

Pada tahun 2020, sebanyak 5,1 juta orang menjadi jutawan baru. Kenaikan ini disebut-sebut sebagai yang tertinggi yang pernah ada, dan tidak hanya terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, tetapi juga di Indonesia. 

Menurut data dari lembaga keuangan Credit Suisse, jumlah penduduk Indonesia dengan kekayaan bersih 1 juta dolar AS atau lebih pada tahun 2020 naik hingga 61% dibanding tahun 2019. 

Kenaikan jumlah orang Indonesia yang super kaya juga naik 22% dibanding tahun sebelumnya.

Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana mungkin krisis akibat pandemi bisa menjadi kesempatan emas bagi orang-orang kaya? 

Salah satu orang terkaya sepanjang sejarah, Nathan Rothschild, pernah berkata, "The time to buy is when there is blood in the streets." 

Artinya, saat yang tepat untuk membeli adalah ketika situasi sedang kacau. 

Maksudnya adalah ketika ada ketakutan dan keputusasaan yang membuat harga-harga turun drastis, itu bisa menjadi kesempatan untuk membeli aset dengan harga murah. 

Rothschild sendiri membangun kekayaannya dengan memanfaatkan setiap krisis yang ia temukan pada zamannya.

Tidak hanya Rothschild, investor legendaris Warren Buffett juga mengatakan hal serupa: "Takutlah saat orang lain serakah dan serakahlah saat orang lain takut." 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline