Dalam beberapa dekade terakhir, dunia perbankan telah mengalami transformasi besar-besaran seiring dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi.
Salah satu perubahan signifikan adalah penurunan penggunaan ATM dan kantor cabang bank, bersamaan dengan pergeseran perilaku masyarakat menuju transaksi digital.
Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi cara masyarakat berinteraksi dengan bank, tetapi juga mengubah infrastruktur fisik perbankan, termasuk penurunan jumlah ATM dan kantor cabang bank.
Sejarah Singkat ATM dan Perkembangannya
ATM (Automated Teller Machine) atau bisa juga disebut Anjungan Tunai Mandiri pertama kali diperkenalkan pada akhir 1960-an dan segera menjadi pilar penting dalam industri perbankan.
Mesin ini memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi dasar seperti penarikan tunai, penyetoran, transfer, dan pengecekan saldo tanpa harus mengunjungi kantor cabang bank.
Pada puncak popularitasnya, ATM dianggap sebagai inovasi revolusioner yang mempercepat dan mempermudah layanan perbankan.
Namun, dengan kemajuan teknologi digital dan internet, peran ATM mulai berubah. Perbankan digital kini menjadi norma baru, menawarkan berbagai kemudahan yang tidak dapat ditandingi oleh ATM.
Pergeseran Menuju Transaksi Digital
Salah satu faktor utama yang mendorong pergeseran dari penggunaan ATM ke transaksi digital adalah kenyamanan.
Aplikasi perbankan mobile dan internet banking memungkinkan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi kapan saja dan di mana saja tanpa harus keluar rumah.
Fungsi yang sebelumnya hanya dapat dilakukan di ATM atau kantor cabang bank kini dapat diakses melalui perangkat seluler atau komputer.