Sosial media, sebagai cermin budaya dan tren masyarakat, terus mencitrakan konten pamer harta sebagai magnet penarik perhatian pengguna.
Fenomena ini tidak hanya terjadi saat ini, melainkan sudah berlangsung sejak sepuluh tahun lalu dan kemungkinan akan terus eksis di masa depan.
Pamer harta di media sosial, entah itu melalui foto barang-barang mahal, perjalanan mewah, atau gaya hidup glamor, terus menjadi tren yang menarik perhatian banyak orang.
Pada dasarnya, tren ini memunculkan dua kubu yang berbeda pendapat.
Pertama, ada kubu yang membenci konten pamer harta dan menggunakan platform tersebut untuk menghujat dan mencela.
Di sisi lain, ada kubu yang terinspirasi oleh konten tersebut dan merasa perlu ikut-ikutan untuk menjaga gengsi atau citra diri di media sosial.
Meskipun terkesan kontroversial, fenomena ini merupakan bagian tak terpisahkan dari dinamika media sosial.
Meskipun seringkali Orang Kaya Baru (OKB) mendapat kritik karena dianggap kurang memiliki selera dan terlihat seperti orang yang memaksa diri untuk tampil mahal, penulis ingin menggali lebih dalam mengenai alasan di balik membeli barang mahal.
Memahami Motivasi di Balik Pembelian Barang Mahal
Banyak alasan yang mendasari keputusan seseorang untuk membeli barang mahal.
Salah satu motivasi utama adalah keinginan untuk mengejar pengalaman mewah atau luxury experience.