Lihat ke Halaman Asli

Muzamil Misbah

TERVERIFIKASI

Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Bijaksana Seperti Lepek: Menyusuri Tradisi dan Filosofi Ngopi

Diperbarui: 3 Januari 2024   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kopi. sumber: freepik

Kopi bukan sekadar minuman; bagi banyak orang, kopi adalah suatu pengalaman. 

Pengalaman itu tidak hanya terwujud dalam rasa dan aroma kopi yang sedap, tetapi juga dalam serangkaian ritual dan tradisi yang menyertainya. 

Salah satu elemen penting dalam ritus ngopi adalah kehadiran lepek, sebuah piring kecil atau mangkuk pendek yang berfungsi sebagai alas cangkir atau gelas kopi.

Sejarah dan Fungsi Awal Lepek

Lepek memiliki asal usul yang berkaitan dengan proses penyeduhan kopi. 

Fungsi awalnya adalah untuk meniriskan kopi panas agar tidak membuat penikmat kopi melepuh saat meminumnya. 

Dengan lepek, panas kopi dapat ditransfer dengan perlahan ke dalam cangkir, memberikan waktu bagi minuman itu untuk mendingin sebelum diminum.

Proses ini tidak hanya menghindarkan dari resiko melepuhnya lidah, tetapi juga membawa elemen seremonial ke dalam penyajian kopi. 

Lepek tidak hanya menjadi alat praktis, tetapi juga simbol dari kehati-hatian dan kesantunan dalam menikmati minuman yang penuh kenikmatan ini.

Ngopi Sebagai Tradisi dan Istiadat

Ngopi dengan lepek bukan lagi sekadar kebutuhan, tetapi telah menjadi tradisi yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari. 

Para pecinta kopi tidak hanya menikmati rasa kopi yang nikmat, tetapi juga mengejar momen-momen berharga yang tercipta melalui ritual ngopi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline