Lihat ke Halaman Asli

Muzamil Misbah

TERVERIFIKASI

Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Pick Me Culture: Kritik Terhadap Dinamika Sosial dan Pengaruhnya

Diperbarui: 1 Januari 2024   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pick me girl. sumber: freepik

Dalam dekade terakhir, bahasa gaul atau slank telah menjadi sarana ekspresi yang kaya akan nuansa dan makna di tengah masyarakat urban. 

Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah istilah "Pick Me Girl" dan "Pick Me Boy," yang mencerminkan dinamika kompleks dalam cara individu merespon perbedaan dan mencari pengakuan di dalam budaya urban yang terus berkembang.

Fenomena "Pick Me" bukanlah sesuatu yang baru di masyarakat. Dahulu, istilah serupa dikenal sebagai "i am not like other girls" untuk kaum perempuan. 

Namun, dalam perkembangan zaman, istilah ini telah mengalami transformasi dan muncul dalam bentuk yang lebih modern dan kontekstual.

Pick Me Girl: Mencari Pengakuan dengan Cara Alpha

"Ping Me Girl" atau "Pick Me Girl" menggambarkan seorang perempuan yang merasa lebih unggul dan berusaha mencapai pengakuan, terutama dari pria. 

Urban Dictionary menjelaskan bahwa perempuan dalam kategori ini seringkali mengadopsi perilaku alpha untuk mendapatkan pengakuan dari lawan jenis. 

Mereka tidak segan-segan merendahkan perempuan lain demi memperkuat validasi diri.

Contoh sikap Pick Me Girl mencakup penilaian terhadap penampilan dan pilihan hidup perempuan lain. 

Merendahkan mereka yang rajin merawat diri dengan komentar sepele seperti "Wah, kamu banyak sekali pake skincare, aku enggak, tapi lihat hasilnya." 

Sikap kompetitif ini menciptakan lingkungan di mana perempuan bersaing untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari pria.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline