Investasi adalah suatu langkah penting dalam mengelola keuangan pribadi.
Dalam situasi di mana kita memiliki dana sebesar Rp100.000.000 untuk diinvestasikan, pertanyaan utama yang muncul adalah: apakah lebih baik mengkonsentrasikan seluruh modal pada satu instrumen investasi, ataukah melakukan diversifikasi portofolio?
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam kedua opsi tersebut, mengevaluasi risiko dan keuntungannya, serta memberikan simulasi untuk membantu membentuk strategi investasi yang optimal.
Akar Permasalahan: Risiko dan Peluang
Risiko adalah teman sejati setiap investor. Ketenangan dan keuntungan seringkali berdampingan dengan ketidakpastian dan potensi kerugian. Maret 2020 adalah momentum dramatis yang menggambarkan betapa rapuhnya pasar finansial.
IHSG merosot 38% dalam waktu 71 hari, menyusul penyebaran pandemi COVID-19. Investor terperangkap dalam ketidakpastian yang tak terduga, menyoroti kebutuhan akan strategi investasi yang cerdas.
Di sisi lain, peluang investasi selalu mengintai di setiap sudut pasar finansial. Keberhasilan yang besar dapat dicapai dengan strategi yang tepat, dan di sinilah peran utama pertanyaan muncul:
Bagaimana kita dapat mengelola investasi Rp100.000.000 dengan baik untuk meraih peluang sekaligus mengurangi risiko yang tak terhindarkan?
Strategi Investasi: Terkonsentrasi vs. Diversifikasi
Dua opsi mendasar muncul. Pertama, kita bisa memilih terkonsentrasi pada satu jenis aset, dalam hal ini, saham. Pilihan ini menciptakan potensi keuntungan besar sekaligus membawa risiko besar.
Lalu, alternatifnya adalah mengadopsi strategi diversifikasi portofolio, membagi modal menjadi beberapa instrumen investasi. Strategi ini didesain untuk meminimalkan risiko dengan menyebarkan investasi pada berbagai instrumen keuangan.
Namun, pertanyaan esensial tetap menggema: bagaimana risiko dan peluang dapat dihadapi dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya?