Ghana adalah sebuah negara yang kaya akan sejarah dan budaya yang memesona.
Terletak di Afrika Barat, negara ini telah menjadi salah satu ikon perkembangan ekonomi di benua Afrika.
Namun, ironisnya, saat ini Ghana tengah diterpa oleh masalah serius yang mengancam stabilitas keuangannya: kebangkrutan akibat utang yang semakin memuncak.
Pada tahun 2019, Ghana menjadi sorotan dunia ketika dipuji sebagai salah satu negara binaan Dana Moneter Internasional (IMF) yang sukses dalam menjalankan reformasi ekonomi.
Namun, kini negara tersebut terjebak dalam jeratan utang yang mengancam stabilitas keuangan dan sosialnya.
Tekanan ekonomi yang semakin meningkat, dipicu oleh utang yang teramat besar, telah mengakibatkan Ghana kesulitan membayar kreditur internasional.
Apa yang Mendorong Krisis Keuangan di Ghana?
Situasi ekonomi yang mengerikan ini didukung oleh data resmi dari Kementerian Ghana yang mencatat bahwa utang pemerintah mencapai 58,64 miliar Dolar AS pada akhir tahun 2022, naik 23,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Rasio utang pemerintah Ghana terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 70,71% di tahun 2022.
Selain itu, inflasi di Ghana selama setahun terakhir selalu berada di atas 40%, bahkan mencapai 54% pada Januari 2023.
Suku bunga acuan pun naik secara signifikan dari 14% di Desember 2021 menjadi 27% di akhir Desember 2022.