Dalam dunia yang semakin terkoneksi ini, tren dan budaya konsumsi dari negara-negara Asia, khususnya Korea Selatan, telah memengaruhi banyak aspek kehidupan kita.
Bagi para pencinta Kpop atau K-drama, fenomena yang sedang marak di Korea Selatan belakangan ini mungkin tidak asing lagi.
Salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah perilaku masyarakat Korea Selatan yang rela makan pakai lunch box dengan harga yang relatif murah, yakni sekitar 3000 Won, yang jika dirupiahkan setara dengan sekitar 34.000 Rupiah.
Jika kita makan dengan harga 34.000 Rupiah di Surabaya saja kita sudah makan dengan cukup "Mewah".
Jika kita hidup di Korea Selatan mungkin harga tersebut kita hanya bisa makan lunch box.
Mungkin saja istilah nasi kotak masih terbilang cukup mewah ya, kalau di indonesia mungkin lunch box ini bisa diartikan dengan nasi bungkus.
Tidak ada salahnya makan nasi bungkus, saya juga melakukan hal itu, tapi alasannya karena uang saya hanya bisa untuk makan nasi bungkus, bukan untuk hal lain, misalnya untuk beli tas atau sepatu mahal.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah: mengapa mereka melakukan hal ini? Jawaban sederhana adalah untuk membeli barang mewah dari brand terkenal.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi fenomena ini lebih dalam, melihat tren pembelian barang mewah di Korea Selatan, dan menggali apakah pembelian ini lebih tentang status sosial atau kemewahan finansial.
Pembelian Barang Mewah di Korea Selatan: Tren dan Statistik
Tahun 2022 mencatat peningkatan signifikan dalam pembelanjaan barang mewah oleh masyarakat Korea Selatan.
Data menunjukkan bahwa pembelanjaan ini meningkat sebesar 22% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.