Banyak orang Indonesia, mulai dari anak muda hingga orang dewasa, sering kali memaksakan diri untuk membeli mobil meskipun belum memiliki garasi. Mereka membeli mobil meskipun gaji yang diterima pas-pasan dan harus mencicil mobil tersebut.
Namun, setelah membeli mobil, mereka masih khawatir tentang biaya bensin dan tempat parkir.
Dalam kesempatan ini, saya akan memberikan beberapa alasan mengapa sebaiknya Anda tidak perlu membeli mobil, dan saya juga akan menceritakan mengapa meskipun saya sudah memiliki uang untuk membeli mobil, saya belum membelinya.
Mobil Bukan Kebutuhan Pokok
Pertama-tama, alasan mengapa membeli mobil adalah keputusan finansial yang sebenarnya tidak terlalu baik adalah karena mobil merupakan barang yang mahal.
Harganya bisa mencapai di atas 100 juta rupiah dan nilainya cenderung selalu menurun.
Jadi, membeli mobil tidak hanya membuat dompet kita semakin tipis karena harganya yang mahal, tetapi juga karena nilai jualnya yang selalu turun.
Jarang sekali kita menemukan seseorang yang bisa menjual mobil dengan harga yang sama seperti saat membelinya.
Bahkan, mobil mengalami depresiasi sebesar 63% dalam 5 tahun pertama.
Jadi, jika Anda membeli mobil seharga 100 juta rupiah, 5 tahun kemudian harganya akan turun menjadi 30 hingga 40 juta rupiah, belum lagi jika ditambah dengan inflasi.
Lebih buruk lagi, nilai mobil tersebut turun segera setelah Anda keluar dari dealer. Harganya turun 10% begitu Anda meninggalkan dealer, sehingga Anda langsung mengalami kerugian 10%.
Opportunity Cost
Kedua, ada opportunity cost (biaya kesempatan) yang harus dipertimbangkan.