Suasana hiruk pikuk perpolitikan begitu meriah sampai ke pelosok daerah, baik pemilihan Presiden dan Wakil Presiden atau legislatif baik di pusat maupun daerah. Hal itu juga terjadi di Kota Lebak, yang berjarak 100 Km-an dari pusat kota Jakarta.
Hal ini tidak lepas dari pengamatan H. Idris Jamroni yang merupakan tokoh agama di Kampung Ciseke, Jatimulya, Rangkasbitung, Lebak. Tokoh agama yang juga sekaligus pensiunan Pejabat yang pernah mengabdi di kemenag Kota Cilegon dan Kemenag Kota Tangsel, Propinsi Banten. Dan sebagai wujud pengabdian kepada negara dan terutama dalam kehidupan beragama, beliau memajukan diri untuk mengikuti kontestasi politik melalui Pemilihan DPD-RI wilayah Banten. Dan akan berjuang untuk memajukan kehidupan beragama melalui jalur politik.
Sebagai tokoh agama dan sekaligus sebagai Ketua DKM Masjid Al Mukhlisin, tentunya beliau sangat memahami bagaimana problematika kehidupan beragama di kalangan masyarakat secara mendasar. Bagaimana menerapkan kehidupan bergama yang moderat sehingga mampu menciptakan kerukunan antar umat beragama.
Beliau mengawali karirnya sebagai seorang Guru Madrasah di Kecamatan Rangkasbitung, sehingga mampu merasakan bagaimana perjuangan sebagai seorang pendidik dalam mencerdaskan anak didik dan masyarakat pada umumnya. Dengan berbekal sebagai seorang guru, tentunya lebih mampu dalam memperjuangkan nasib guru-guru agama, baik di Madrasah, PAUD, Pondok Pesantren dan Pendidikan Agama yang bersifat Informal.
Pengalaman menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan Madrasah di Kemenag Propinsi Banten, tentunya memberikan pengalaman khusus dalam mengambil kebijakan dalam memajukan pendidikan di Propinsi Banten, terutama pendidikan agama untuk menuju kehidupan yang penuh kedamaian antar umat bergama sehingga terwujudlah masyarakat yang baldatun, thoyibatun walghofur.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Kemenag Kota Cilegon, yang merupakan Kota Industri yang sangat berkembang dengan pesat dan juga sebagai Kepala Kemenag Kota Tangsel, Banten yang merupakan Metropolisnya Propinsi Banten.
Dengan begitu banyaknya pengalaman beliau dalam kehidupan di masyarakat dan juga dalam birokrasi kepemerintahan dalam masalah keagamaan. tentunya akan menjadi bekal yang kuat dalam memajukan kehidupan beragama di Propinsi Banten pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Motivasi ingin tetap berjuang untuk masyarakat setelah pensiun dari Abdi Negara tentunya haruslah di apresiasi sebagai wujud dukungan dalam memajukan kehidupan beragama.
Ketika seorang birokrat pensiun dari tugas negaranya, sebenarnya masa-masa indah menikmati masa pensiun. Beliau tetap ingin mengabdikan dirinya kepada negara untuk melanjutka harapan yang belum terwujud. Prinsip "Nothing to loose" mungkin saat ini sangat cocok untuk beliau. Tetap berjuang dengan jalur politik untuk kemajuan bangsa Indonesia dalam masalah kehidupan beragama adalah "Jalan Ninja" dalam menjalani masa pensiunnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H