Lihat ke Halaman Asli

Misbah Murad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Pangeran Sentot Ali Basyah, Meninggal sebagai Orang Buangan

Diperbarui: 14 Januari 2020   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kompasianer ....

Secara tidak sengaja saat kami melintas saya melihat sebuah gerbang beton dengan tulisan yang terbuat dari stenlis bertuliskan "Makam pangeran Sentot Ali Basyah" saya kaget juga dan bertanya dengan driver yang membawa kami, itu Sentot Ali Basyah Panglima Perang pangeran Diponegoro ?"

Driver menjawab iya, kalau begitu kita kembali muter dan saya ingin kesana,  dengan sigap driver berbalik arah dan menuju gerbang tersebut, dari jalan utama tidak terlalu jauh sekitar tiga menit perjalanan kami sudah sampai di lokasi, lokasi makam berada di sebelah kiri jalan dari kami masuk, berseberangan dengan makam terdapat sebuah sekolah, seperti biasa kami berfoto dulu di depan pintu utama makam, terlihat ada beberapa makam sebelum masuk kemakam utama.

Kompasianer ...

Makam pangeran Sentot Ali Basyah berada tepat sekitar 10 meter dari pintu masuk utama, makamnya berada di bawah bangunan putih, dalam bangunan terlihat dua buah yasin dan di pojokan ada sapu lidi, di sebelahnya dalam bangunan yang sama namun terhalang tembok ada terdapat dua buah makam lagi, karena tidak ada penjaga dan penjelasan, tidak tahu makam dan sejarah yang ada mengenai Pangeran Sentot Alibasyah ini.

Yang saya ketahui saat belajar di sekolah dulu, Pangeran Sentot Ali Basyah adalah salah seorang Panglima Perang atau tangan kanan dari Pangeran Diponegoro. Panglima Perang termuda dan terhebat saat itu, dia berusia 17 tahun saat ditunjuk Pangeran Diponegoro untuk memegang komando bertempur dengan memiliki pasukan sebanyak 250 orang, pasukan ini sebagai "Pasukan Penilih"

Keberhasilan dan ketangguhan serta strategi perlawanan dan perang yang di lakukan Pangeran Sentot Ali Basyah di akui langsung oleh Belanda saat itu, yang di tulis oleh De Klerek dalam bukunya "De Java Oorlog Van" di tulis tahun 1825 hingga 1830.

Dari catatan sejarah yang ada Pangeran Sentot Ali Basyah sendiri merupakan buyut dari Sri Sultan Hamengku Buwuno pertama.

Kompasianer ....

Pangeran Sentot Ali Basyah di jebak dan di tangkap di Madiun melalui perundingan, kemudian Pangeran Sentot di Paksa untuk memimpin pasukan Belanda dalam Perang Padri di Sumatera Barat.

Namun Pangeran Sentot Jiwa Nasionalismenya keluar, beliau malah mengadakan  perundingan dengan Pangeran Imam Bonjol tentang strategi yang akan di lakukan Belanda. Belanda rupanya memasang seorang mata-mata yang mengikuti terus gerak Pangeran Sentot Ali Basyah, dan melaporkan tentang pembocoran informasi pasukan Belanda yang di sampaikan oleh Sentot Ali Basah kepada Pangeran Imam Bonjol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline