Sudahlah, saya hanya bisa berkata seperti itu, mau protes atau mau ikut demonstrasi atas pernyataan itu, apa akan merubah keadaan, jawabnya "TIDAK" malah akan menimbulkan masalah baru, marilah kita saja yang bergotong royong membantu saudara-saudara kita yang sekarang mendapat musibah, dimana saja mereka berada, mereka sangat membutuhkan pertolongan itu.
Pernahkan anda iseng melihat struk dari kasir atas apa yang anda di beli di mana saja di seluruh Indonesia.
Kalau belum, silahkan sehabis membaca ini, anda keluar kemudian makan siang disalah satu restoran yang ada struk pembayarannya, anda akan di kenakan pajak.
Kemarin malam saya makan berempat, pajak yang saya bayar untuk negara sebesar Rp. 20.500,- uang ini tidak terlalu besar, dan tidak seberapa untuk kami yang makan berempat, tapi bagai mana kalau separoh penduduk Indonesia makan diluar, ini baru bicara makan, belum bicara pembilan barang-barang yang lain.
Seperti kita ketahui dan Ibu Sri Mulyani Menteri Keuangan terapkan untuk pajak ini, pajak apa saja, mau nonton, pajak bumi bangunan dan lain-lain, dari pajak inilah yang digunakan untuk menggaji Presiden, Menteri, Anggota Parlemen, Tentara, Polisi dan pembangunan- pembangunan inprastruktur yang ada.
Jadi sudahlah, kita urunan saja untuk meringankan saudara-saudara kita yang mendapat musibah disana. Untuk saudara-saudaraku di Ambon, yang sabar ya, semoga penggalangan dana dari kami-kami bisa meringankan sedikit beban saudara-saudara.
Bogor, 04102019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H