Setiap jamaah haji, hanya satu yang di kejar ingin mendapat predikat "Mabrur" karena kalau haji yang kita laksanakan "Mabrur" maka jamiman "Syurga" yang akan kita peroleh.
Masalahnya tidak semudah itu, untuk kita menjadi mabrur, mungkin kita menjadi haji mabrur saat kita di Makkah, atau masih di Makkah saja kita sudah menunjukan prilaku yang tidak baik.
Atau kita menjadi haji "Mabrur" hanya satu hari saja setelah kepulangan kita ke tanah air, satu bulan, atau satu tahun ???
Hanya masing- masing kita yang sudah melaksanakan ibadah hajilah yang menjawabnya, dan menjaganya apakah haji kita "Mabrur" atau tidak.
Yang pertama tentunya prilaku kita, baik sebelum berhaji maupun setelah kembali dari tanah suci, apakah ada perubahan prilaku, dari prilaku yang kurang baik, kearah prilaku yang baik.
Maka kalau perbuatan kita masih buruk dan tidak berubah dari di tanah air sampai selepas melaksanakan ibadah haji, maka predikat "mabrur" itu belum kita dapatkan.
Yang kedua kita tidak lagi melakukan perbuatan dosa dan maksiat, kita selalu merasa diawasi oleh Allah.
Yang ketiga suka berderma, berinfaq, zakat dan membantu orang-orang yang membutuhkan, dan tidak marah kalau tidak di panggil pak Haji atau Bu Hajjah sepulang dari tanah suci.
Yang terakhir Ibadah yang kita lakukan harus istiqomah dan sesuai dengan syariat yang telah perintahkan oleh Allah dan Rasulnya.
Semoga kita bisa menjaga itu semua, sehingga predikat haji "mabrur" kita dapatkan, agar kita berkumpul di "syurga" Nya Allah SWT. Aamiin.
Bogor, 26 Agustus 2019