Lihat ke Halaman Asli

Misbah Murad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Raudhah Tempat Doa Diijabah (Episode 24)

Diperbarui: 28 Mei 2019   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda "Diantara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga dan mimbarku berada di atas telagaku" Makna hadis ini menyatakan bahwa area raudah memiliki keutamaan, barang siapa sholat disana seakan-akan dia telah duduk di taman-taman surga. Sehingga menjadikan sholat yang dilakukan disana ber pahala banyak. Sebagaimana juga sholat di bagian masjid Nabawi yang lain dilipat gandakan pahalanya 1.000 kali dari sholat di masjid lain kecuali Masjidil Haram.

Pagi ini di lobby hotel rombongan dibagi menjadi dua kelompok, kelompok ibu-ibu yang di pimpin oleh ustadzah Neneng dan kelompok laki-laki di pimpin ustadz Mahrus, rombongan masih di lobby hotel karena masih terdapat dua orang jamaah yang masih berada di kamar hotel, karena masih ada signal wifi, Catur menulis di WA kepada Dessy," Pagi ini, mau menuju raudhah, kalau keluar hotel sudah tidak ada signal, mudahan nanti siang bisa beli nomor dari Arab," Catur masih melihat WA nya tapi terlihat Dessy belum membacanya, sampai rombongan keluar hotel menuju Masjid Nabawi WA Catur belum di baca Dessy, mungkin Catur lupa perbedaan waktu Indonesia dan Madinah.

Catur sengaja di dekat Ibu Bos memperlihatkan dua kertas kecil yang kosong tidak ada tulisan sedikitpun, kemudian dari tas kecil pembagian yang di gantungkan di leher dia ambil ballpoint, ibu Bos mengerti Catur akan menulis namanya dan nama Dessy disitu, mungkin itu yang akan dia lakukan di raudhan meminta petunjuk dari Allah siapa yang akan menjadi istrinya, Ibu Bos mendekati Catur dia berbisik," Pak Catur mohon do`a untuk almarhum bapak di raudhah nanti ya ?"  kemudian Ibu Bos mendekati Ilos dengan ucapan yang sama, kemudian dia dekati kedua anaknya, Noval dan taufiq dipeluk dan diciumnya keduanya," nanti di raudhah banyak do`a untuk almarhum ayah ya, mohon diampuni dosa-dosa ayah dan diterima amal ibadah ayah,"

Semua Jamaah sudah berkumpul di lobby, Ustadz Mahrus berbicara di depan jamaah," Jamaah semua alhamdulillah kita pagi ini akan ke raudhah, raudhah adalah tempat yang diijabah segala do`a dan permintaan oleh Allah, untuk tujuh tempat yang diijabah Allah satu ada di Masjid Nabawi ini, yaitu di raudhah yang kita datangi sebentar lagi, perlu saya ingatkan sekali lagi, sholat di Masjid Nabawi ini dikalikan 1.000 kali lipat, laki-laki nanti pembimbingnya saya dan yang wanita ustadzah Neneng," kata ustadz Mahrus seraya menunjuk Bu  Ustadzah dan terlihat Bu ustadzah maju sedikit dari berdirinya agar semua jamaah melihat dirinya.

Perlahan rombongan keluar hotel menuju masjid Nabawi, gema salawat keluar perlahan dari mulut semua jamaah, antusiasme jamaah tinggi sekali, mengharap keridhoan Ilahi, mereka menuju satu tempat diantara tujuh tempat itu, menuju tempat dimana satu kali sholat dikalikan dengan 1.000, belum sampai di masjid Nabawi sudah terlihat beberapa jaamah membaca syalawat seraya menangis meneteskan air mata, mereka sudah sampai di pelataran masjid, rombongan ini berpisah, rombongan wanita masih harus memutar menuju pintu masuk masjid Nabawi, rombongan laki-laki berhenti sejenak, ribuan manusia sudah mulai banyak yang berdatangan, dari seluruh dunia, ustadz Mahrus berkata," apa semua masih ada wudhu ?", kalau ada yang batal silahkan berwudhu dulu, kami tunggu disini," Lanjut ustadz Mahrus, sepertinya semua jamaah tidak ada yang batal wudhunya, kemudian ustadz Mahrus melanjutkan, nanti disana ada 3 tempat untuk masuk secara bergantian, silahkan antri saja, nanti askar akan membuka tali yang di pegang sebagai penutup, waktu yang diberikan untuk masuk ke raudhah adalah 15 menit untuk setiap rombongan, kalu masih panjang antriannya banyak do`a dan sholat sunat dua rakaat, kalau di raudhah nanti karena masih masuk waktu dhuha, sholat dhuha dulu di sana, setelah itu berdo`a minta apa saja, lanjutkan sholat sunat dua rakaat, manfaatkan baik-baik sewaktu di raudhah, bersihkan hati dan fikiran selama disana, fokus untuk memohon kepada Allah, ingat sekali lagi ya, di raudhah itu yang membedakan adalah permadaninya warnanya abu-abu kehijauan, sedangkan warna yang lain berwarna merah, jadi upayakan kalau dapat tempat warna karpetnya abu-abu kehijauan, " kata ustadz Mahrus.

Sebelum keluar berdo`a disamping makam Nabi Muhammad dan Makam sahabat Nabi, Makam Abu Bakar Sidiq dan makam Umar bin Khattab, jangan lupa untuk memberi salam, kepada Nabi Muhammad dan sahabat-sahabat beliau.

Rombongan masuk ke Masjid secara perlahan, membaca do`a sebelum memasuki pintu Masjid, langsung menuju depan kearah raudhah, sudah terlihat rombongan lain yang ramai menuju raudhah, mereka ikut dalam barisan antrian, seraya menunggu antrian, jamaah disarankan baca apa saja do`a atau ayat-ayat yang dihafal, terlihat Catur, Ilos, Taufiq dan Noval mengambil buku yasiin,  mereka membacanya secara perlahan dan tetap masuk dalam antrian panjang, surah yasiin yang di baca sudah selesai namun mereka masih dalam antrian, tapi sudah tidak terlalu jauh, mereka membaca ayat-ayat pendek yang di hafal, beberapa teman satu rombongan terlihat beberapa kali pindah area mengantri, karena saking banyaknya jamaah, tidak terasa rombongan Catur tinggal selangkah lagi sampai di raudhah, menunggu satu putaran lagi.

Tiba-tiba area giliran mereka terbuka, Catur memegang Noval dan Ilos memegang Taufiq mereka mencari tempat, mereka sudah berada di raudhah, sedikit terpisah antara Catur dan Ilos, Ilos dan Taufiq berada dekat makam Nabi, sementara Catur dan Noval berada di bawah mimbar, Catur sholat dua rakaat, baru mengangkat takbir air matanya sudah meleleh, deras mengalir, seperti bendungan katulampa yang berada di level 3 dan dibuka lebar, hati dan fikiranya ingat kepada kedua orang tuanya, ingat akan saudara-saudaranya, kemudian hati itu kosong, ringan seperti butiran debu yang tertiup angin, air matanya membasahi tempat sujudnya di raudhah, sebuah air mata kebahagiaan, dia berharap ditempat dia sujud disitupun pernah Nabi Muhammad sujud, kemudian dia lanjutkan dengan sholat dhuha, sama seperti sebelumnya air mata kebahagiaan itu, mengalir deras.

Doa-doa tak terhitung banyaknya, dia panjatkan di raudhah, memohon ampun, memohon rahmat dan keselamatan, untuk dirinya, kedua orang tuanya, almarhum Markus Susilo, Dessy, Azka, dan sahabat-sahabat nya semua, dia juga mohon agar selalu diberi kesehatan dan terus aktif bekerja memajukan perusahaan sebagai amanah almarhum Bapak Markus Susilo, dan dia berdo`a agar selama hidupnya tidak membuat orang susah atau merepotkan orang lain, tidak merepotkan anak-anaknya, tidak merepotkan istri, tidak merepotkan orang tua dan tidak merepotkan orang-orang yang ada di sekelilingnya, dan dia berharap sisa hidupnya berguna bagi banyak orang.

Sebelum dia akhiri dia berdo`a khusus.....

"Ya,.....Allah, aku memohon kehadapan Mu, di tempat yang semua do`a Engkau ijabah, di samping makam orang yang Suci, yang selalu ada namanya di samping nama Mu, Ya,.... Allah, siapakah yang pantas dan terbaik menjadi istriku, aku mohon petunjuk Mu, Ya....Robb."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline