Lihat ke Halaman Asli

Misbah Murad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Keramah Tamahan Gunung Mahawu

Diperbarui: 22 Februari 2019   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Bersama kawan dari Belanda, yang berlibur ke Indonesia kami mencoba mendaki Puncak Gunung Mahawu yang berlokasi di Tomohon, Sulawesi Utara, Tomohon juga terkenal dengan julukan "kota bunga" kami menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari kota manado, saat kami kesini cuaca sangat cerah, sebelum mengadakan pendakian, kami mempersiapkan bekal, minuman botol dan makanan ringan, karena menurut penjelasan di puncak sana tidak ada pedagang.

Berselfia ria sebelum masuk trek pendakian hukumnya "wajib" bagi kami para petualang, untuk trek tanjakan sudah nyaman, karena sudah di buat anak tangga yang di semen dan di samping kirinya dibuatkan pegangan dari besi, memang ada beberapa bagian pegangan yang sudah rusak karena kropos, di sepanjang perjalanan masih terdapat hutan yang lumayan rindang, kadang terdengar suara burung, yang menemani kami sepanjang perjalanan, sekitar 150 anak tangga yang harus kita lalui menuju puncak mahawu.

dok pribadi

Sampai di puncak kami disuguhi kedalaman kawah, yang meletus pertama kalinya pada tahun 1789, orang minahasa menyebut mahawu karena sering mengeluarkan abu Bahasa Tombulu disebut Roemengas.

dok pribadi

Menurut sejarah yang ada, letusan berikutnya terjadi pada  tahun 1977, 1994 dan terakhir tahun 1999, bau belerangnya masih tercium saat kami sampai di puncak,  walau tidak terlalu menyengat.

Walau masih terengah-engah, begitu melihat kawah yang begitu luas, hilang semua rasa lelah itu, ketinggian gunung mahawu 1.311 meter dari permukaan laut (mdpl), sangat sejuk udara disini.

Kalau kita menyusuri bibir puncak mahawu kita akan melihat pegunungan lain, sangat indah pemandangannya, senyum Mahawu secerah senyum kami, terutama senyum kawan Belanda saya beserta istri tercintanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline