Lihat ke Halaman Asli

Misbah Murad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Jangan Takut Menghadapi Pensiun

Diperbarui: 7 Februari 2019   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi mengelola keuangan pasca pensiun. (Khongtham /Shutterstock)

Tidak sedikit para pekerja sekarang, takut menghadapi yang namanya masa pensiun, apalagi melihat kehidupan sekarang, harga-harga semakin mahal, hidup sudah susah, apalagi di tambah nanti saat pensiun, penghasilan sudah berbeda saat masih aktif bekerja.

Yang di perparah lagi kalau yang "kawin telat" sehingga saat pensiun usia anak-anak masih sekolah, di perparah dengan tidak ada usaha atau kegiatan tambahan lain selain bekerja.

Memang banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan pelatihan bagi karyawan nya yang memasuki satu atau dua tahun lagi menghadapi "masa pensiun." Tentu ini juga sangat bermanfaat bagi yang menghadapi masa pensiun.

Bagi yang memiliki usaha lain atau penghasilan tambahan saat aktif tentu masa pensiun adalah masa yang sangat di nanti-nantikan, namun bagaimana dengan yang tidak ada keterampilan lain, atau tidak ada usaha sampingan yang menambah penghasilan selama ini.

Tentu ini yang berat bagi mereka, tidak jarang tentunya banyak yang belum siap, sehingga tidak jarang yang menggunakan semua pesangon yang didapat untuk kegiatan usaha semuanya, yang diperparah kegiatan usaha  yang dilakukan sangat jauh berbeda dengan yang dilakukan semasa aktif, atau dengan kata lain "tidak punya pengalaman" dan hanya "ikut-ikutan"

Beberapa tips buat para calon pensiunan, semoga bermanfaat.

Mengembangkan diri dengan relasi dan lingkungan
Satu atau dua tahun sebelum pensiun, perluas jejaring, terutama dengan lingkungan sekitar, temen temen se sama RT, RW kalau perlu tingkatkan lagi sampai kelurahan, jangan sampai saat pensiun baru kita bergaul dengan lingkungan sekitar, sehingga di masa tua kita "tidak menjadi warga baru" dilingkungan kita tinggal selama ini. 

Agar kita dapat menyelaraskan pikiran, perasaan, serta perilaku kedalam peran yang kita sandang sebagai "seorang pensiunan", agar kita dapat mendafatkan citra diri dari jejaring kita dan lingkungan, serta kita lebih mampu membangun hubungan dengan orang lain yang berbeda generasi.

Kalau perlu perbanyak bergaul dengan generasi jaman "Now" agar kita lebih bersemangat, sebab kalau kita bergaul dengan seusia kita sesama pensiun, yang di bicarakan sehari-hari hanya "penyakit" karena kita bergaulnya dengan orang orang sepuh, kalau bergaul dengan orang-orang seusia kita adalah urusan "ibadah" agar kita lebih mendekatkan diri dengan "sang pencipta" tempat kita kembali.

Menghayati peran kita
Saat kita aktif bekerja, masing masing kita punya peran dan saat ini peran kita sebagai seorang pensiunan, peran kita sekarang harus mampu menjalin hubungan yang baik terhadap lingkungan sekitar kita.

Tentunya dalam peran ini, kita harus lebih ekstra memiliki kepercayaan ini, bahwa seorang pensiunan bukanlah "askar-askar" tak berguna, rubah paradigma ini, kalau perlu kita lebih mengambil peran lebih aktif, menikmati masa pensiun dan lebih bermanfaat di masa tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline