Di Stanford University, kemarin masyarakat Apple melakukan upacara mengenang kematian Steve Jobs yang mendapat perhatian dunia. Event itu seakan melengkapi gaung kematiannya yang dalam beberapa hari ini terus mencatat record. Yahoo mencatat bahwa sejak kematiannya kata pencarian Steve Jobs naik sebesar 15.000%. Di Twitter kematian Steve Jobs juga menjadi trending topic dimana kata Steve ditweet mencapai 10.000 kata per detik, demikian juga google dan berbagai media lain. Pemesanan buku biografi Steve Jobs yang sedianya akan diluncurkan pada 24 Oktober ini juga mengalami peningkatan mencapai 44.000%, juga dengan pembelian produk Apple terbaru, iPhone 4s, yang duluncurkan sehari sebelum kematian Steve mengalami demand yang luar biasa. Siapa Steve Jobs?. Bagi masyarakat awam non IT memang tidak banyak bersentuhan dengan Steve Jobs. Tetapi kalangan penggemar gadget, terlebih praktisi ICT, nama Steve Jobs mempunyai tempat tersendiri tidak saja karena posisinya sebagai pendiri dan CEO Apple yang merupakan salah satu perintis pembuatan personal computer dan juga gatget yang sangat populer saat ini seperti Mac, iPad, iPhone, dan iPod. Lebih dari itu Steve Jobs ada sosok istimewa dengan pribadi unik, kejeniusannya dalam menemukan inovasi-inovasi baru, kepiawaiannya dalam mengkreasikan karya-karya high tech dengan cita rasa tinggi. Belum lagi kemampuannya dalam membangun motivasi banyak kalangan dengan kata-katanya yang inspirastif dan komunikatif. Dengan berbagai atribut yang melekat tersebut, tak ayal kematian Steve mendapat perhatian luas dari seluruh dunia. Perhatian dunia dengan berita kematiannya menunjukkan bahwa Steve merupakan sosok yang berpengaruh dewasa ini. Sehingga tidak berlebihan jika nama Steve layak disandingkan dengan tokoh-tokoh besar pengubah dunia. Sebagai pioner kemajuan IT, Steve memang tidak sendirian. Ada nama-nama penting lain yang juga memberikan kontribusinya terhadap perkembangan teknologi informatika di dunia, seperti Bill Gates (Microsoft), Larry Page (Google), Jerry Yang (Yahoo), Mark Zuckerberg (Facebook), Matt Mullenweg (WordPress), Lawrence Ellison (Oracle), Evan Williams (Twitter), Thomas J. Watson (IBM), dll. Banyak hal yang bisa menjadi pembeda antara Steve dengan nama-nama diatas, namun menurut saya yang paling mencolok adalah soal inovasi dan cita rasa. Bill Gates adalah sosok luar biasa yang berhasil membangun Microsoft sebagai penyedia perangkat lunak terbesar di dunia. Bill yang merupakan sahabat sekaligus kompetitor utama Steve, mampu membaca peluang untuk kemudian menciptakan produk sesuai kebutuhan pasar. Bisnis adalah mainstream utama Bill dalam sekian banyak pengembangan produk-produknya. Sementara Steve merupakan pendobrak yang visioner. Dimulai ketika mendirikan Apple Inc (1976) di garasi rumahnya di wilayah Cupertino, California, segera dia meluncurkan Apple I yang terjual sebanyak 50 buah. Keuntungan tersebut kemudian digunakan untuk meluncurkan produk PC Apple II setahun kemudian yang merupakan komputer desktop pertama. Visi utamanya ketika itu adalah bagaimana menjadikan komputer bukan sebagai barang mahal, namun menjadi produk rumahan. Hasil penjualan Apple II kemudian digunakan untuk mengembangkan Macintosh, komputer pertama yang menggunakan mouse. Produk ini merupakan implementasi visinya yang menginginkan setiap orang dapat mengoperasikan komputer. Disini, Steve memperlihatkan bahwa selain seorang visioner dia juga seorang pejuang sejati. Sementara Bill mengawali kiprahnya dengan membeli software BASIC dari seorang programer dengan harga murah untuk kemudian menjualnya ke IBM, dan dari situlah dia tumbuh menjadi salah seorang terkaya di dunia. Tidak cukup disitu, Bill kemudian juga bekerja untuk Apple dan disambut baik oleh Steve karena setahu Steve, Bill adalah pencipta program DOS. Layaknya Ken Arok, Bill kemudian mengembangkan sendiri program yang sedianya akan diproduksi Apple untuk kemudian dijualnya ke Nec. Perseteruan pun memuncak yang berakhir dengan hengkangnya Bill dari Apple untuk membesarkan Microsoft. Bill berkilah bahwa apa yang dilakukannya bukanlah pencurian, namun hanya memanfaatkan peluang, karena kata Bill produk Apple tersebut juga hasil kloning dari produk Xerox. Bahkan Microsoft Windows 95 yang populer itu juga merupakan produk kloning dari Mac (Apple). Kisah persahabatan dan persaingan Steve dan Bill ini misalnya dapat diikuti dalam film Pirates of Sillicon Valley. Demikian juga perbedaan Steve dengan nama-nama pendiri Yahoo, Twitter, Google, Facebook dlll, yang rata-rata dari penuturan mereka bahwa kejayaan yang mereka tuai saat ini dimulai dari ketidaksengajaan dan hobby saja. Artinya pencapaian saat ini tidak mereka rencanakan dari awal yang dimulai dengan pembangunan visi excellence. Sementara Steve menggapai pencapaian saat ini dimulai dengan membangun visi untuk mengubah dunia. "Untuk apa hanya menjual minuman bergula kalau bisa melakukan sesuatu untuk mengubah dunia”, demikian kata Steve saat merekrut John Sculley, mantan CEO Pepsi, untuk menjadi CEO Apple tahun 1983. Jadi apa yang dilakukan Steve tidak semata-mata hanya soal produk dan mencari keuntungan dengan bisnis IT-nya. Lebih dari itu, apa yang dilakukannya selalu dilandasi dengan semangat untuk mengubah dunia. Latar belakang keluarga dan lingkungan juga menjadi pembeda Steve dengan orang-orag sukses lainya. Bill Gates lahir dari keluarga mapan dan mendapat pendidikan baik, bahkan pernah kuliah di Harvard University meskipun akhirnya keluar karena lebih tertarik dengan komputer. Demikian juga dengan yang lainnya, Jerry Yang dan David Filo juga dari keluarga mapan yang bergelar philosophiae doctor dari Jurusan Teknik Elektro Universitas Stanford, yang tentu fasih akan bahasa pemprograman. Mark Zuckerberg dan Matt Mullenweg memang akhirnya Drop Out dari bangku kuliah, namun latarbelakangnya tidak sebegitu “menyedihkan” seperti Steve. Sejak kelahirannya Steve sudah tidak beruntung. Lahir di San Francisco, 24 Februari 1955, dari pasangan mahasiswa Joanne Schieble (Jerman) dan Abdulfattah Jandali (Arab Suriah), Steve kemudian diadopsi pasangan Paul dan Clara Jobs asal California. Mereka tinggal dan membesarkan Steve di Lembah Silikon, kawasan industri elektronik di AS. Sebagaimana kehidupan orang-orang berbakat didunia yang cenderung dianggap “nyleneh”, demikian juga dengan Steve. Dia pernah dikeluarkan dari sekolah karena kenakalannya. Bahkan dalam berpakaian juga unik, semasa awal pertumbuhan Apple sering dia berkantor hanya dengan berpakaian kaos oblong dan jeans yang dipotong selutut serta bersandal jepit. Hingga menjadi CEO Apple, Steve tetap setia dengan kaos dan celana jeans, bahkan dalam forum-forum resmi seperti saat presentasi produknya. Dia juga pernah pergi ke India dan memutuskan menganut agama Budha. Tidak tahan dengan “kenyelenehan” Steve, pada tahun 1985 diapun ditendang dari Apple oleh John Sculley, seorang yang direkrut Steve Jobs sebagai CEO Apple. Sepeninggal Steve, Apple mengalami masa yang suram berbalik dengan Microsoft yang menuai kejayaan. Masa itu kemudian memberikan kesempatan Steve untuk menuangkan jiwa seninya. Melalui Pixar, Steve berhasil merilis film-film animasi yang sukses dipasaran. Di bidang komputer dia juga sukses dengan Next yang merupakan penyedia server pertama untuk pengoperasian World Wide Web. Pada 1996, Apple dan membeli Next seharga 429 juta dollar AS sekaligus menandai comeback-nya Steve ke Apple. Sekembalinya Steve, secara bertahap Apple menggapai kejayaannya, dimulai peluncuran Apple Store (1997), dan iMac (1998) yang mengembalikan Apple sebagai perusahaan yang menguntungkan. Tahun 2000, Steve kembali menjadi CEO Apple dan segera melakukan gebrakan dengan iTunes, Cheetah, dan iPod (2001). Berturut-turut kemudian Apple meluncurkan iPod Shuffle, Macbook Pro, iMac, iPod Nano, dan iPod video (2005). Dengan produk-produk tersebut Apple kembali ke track bahkan sejak 2006 kapitalisasi Apple telah melampaui Dell. Steve kemudian mencopot kata "Computer" pada Apple dengan maksud memperluas kreativitasnya tidak saja di bidang komputer, yang kemudian ditandai dengan meluncurnya iPhone dan iPod Touch (2007), Macbook Air, MobileMe, iPad, media subscription, iPad 2, Apple TV dan yang terakhir iPhone 4s. Hingga tahun 2010, sudah 10 miliar lagu diunduh lewat iTunes dan pada Januari 2011 produk Apple yang dibeli melalui di Apple Store mencapai lebih dari 10 milyar. Sebelumnya Steve juga menjual Pixar kepada Disney senilai 7,4 miliar dollar AS. Dengan berbagai prestasinya tersebut, Steve menjadi pelanggan tetap daftar orang terkaya di dunia. Pada tahun 2010 tercatat kekayaan Steve mencapai 8,3 miliar dollar AS. Apple sendiri pada Agustus 2011 merupakan perusahaan paling menguntungkan di Amerika Serikat dengan kapitalisasi market 337,17 miliar dollar AS, padahal situasi ekonomi Amerika sendiri sedang mengalami resesi yang dahsyat. Keseluruhan produk-produk Apple diatas senantiasa mencirikan pribadi seorang Steve, yaitu genius, visioner, inspiratif, inovatif, kreatif dan selalu muncul terobosan baru yang mendorong perubahan. Hampir seluruh produk Apple menjadi produk kelas dunia yang terjangkau bagi banyak kalangan. Saat diluncurkan produk-produk Apple senantiasa menunjukkan totalitasnya dalam berkarya yang mampu berkomunikasi dengan masyarakat. Itu tidak lepas dari apa yang selalu dipikirkan Steve yaitu membuat sesuatu yang bernilai pada banyak orang. Sosok dirinya sebagai pemula misalnya dapat dinilai dengan peluncuran Apple II yang merupakan komputer personal komersial pertama yang merevolusi cara orang bekerja, produk Macintosh sebagai komputer dengan mouse pertama, iMac dengan produk pengembangan komputer yang dibuat untuk memanfaatkan potensi kreatif dari Internet, sekaligus merebut kembali dominasi dari tangan Microsoft. Bersama NeXT, Steve juga melakukan revousi dengan NeXTstep berbasis pemrograman OpenStep dan mengembangkan WebObjects, yang merupakan kerangka aplikasi web. Usai dibeli Apple, aplikasi ini kemudian menjadi sistem operasi Mac OS X Server dan Xcode. Steve bersama Apple dan IBM selanjutnya meneruskan inovasinya mengembangkan prosesor dan perangkat lunak untuk komputer portabel PowerBook pertama, yang merupakan cikal bakal notebook. Tak cukup merevolusi komputer dengan PC, Steve kembali melakukan revolusi dengan menghadirkan era post-PC dengan komputer tablet iPad, yaitu sebuah tablet dengan teknologi layar sentuh yang memberikan kemampuan bagi pengguna untuk berselancar di Web, mengirim e-mail, menonton video, membaca e-book, koran, jurnal dan meda lain. Bagian upaya implementasi visi Steve untuk menjadikan komputer dapat digunakan setiap orang, Apple selalu menggunakan sistem operasi yang lebih sederhana dari kompetitornya, seperti MS-DOS, Linux, terutama Windows. Inovasi Steve dan Apple yang tidak kalah fenomenal adalah upaya penciptaan sistem lingkungan yang memudahkan interaksi antara Apple dan masyarakat Apple melalui pembukaan Apple Stores dan iTunes. Ketika pertamakali dibuka di Tyson's Corner, banyak yang bersikap skeptis terhadap konsep apple Store. Tapi kemudian Apple Stores berkembang hingga membuka 345 cabang dan langkah ini kemudian ditiru para kompetitornya. iTunes kemudian juga menjadi retail musik online terbesar, dengan 200 juta pengguna yang telah mengunduh lebih dari 15 miliar lagu sekaligus menjadi pendongkrak penguasaan pasar iPod yang mengakhiri dominasi Sony dalam industri serupa. iPod adalah terobosan dalam penyedia perangkat industri musik yang sederhana dan mudah digunakan. Kiprahnya dalam industri ini juga menegaskan kesukaan Steve terhadap seni sekaligus juga keberpihakanya terhadap kreatifitas seni. Mengingat banyak produsen lain yang meniru langkah Apple tetapi justru menyuburkan pengunduhan konten musik secara ilegal, salah satunya dengan menggunakan Napster. Diversifikasi inovasi produk diteruskan dengan peluncuran iPhone yang merupakan perintis smartphone. Konsep smartphone semakin menegaskan kejeniusan Steve dalam inovasi yang konsisten menyuguhkan sesuatu yang baru. Beda misalnya dengan Nokia yang bahkan dalam tiap type yang luncurkan tidak banyak perbedaan mencolok, kecuali menyangkut harga. Bahkan dengan harga yang lebih mahal dari iPhone, Nokia tidak mampu mengangkat kelasnya untuk bersanding dengan iPhone dan malah semakin terperosok sebagai handphone pasaran yang bersaing dengan kelas handphone produk China. Beda juga dengan produk lain semisal Sony Ericson atau Samsung yang tampil dengan mewah namun sistem operasinya rumit yang justru menyulitkan pengoperasian pengguna. Sehingga pada umumnya kelebihan teknologi yang ditawarkan tidak semua mampu diakses pengguna atau bahkan dari fasilitas tersebut sebenarnya tidak bermanfaat bagi pengguna. Sementara iPhone meskipun dengan kesederhanaannya, dengan desain yang minimalis, mampu tampil berkelas dan ellegan. Itu ditambah lagi sistem operasi canggih namun mudah diakses melalui layar sentuh yang sangat responsif. Dalam industri perfilman, Steve mampu mengembangkan kreatifitasnya meski baru saja ditendang dari Apple yang didirikannya. Dengan membeli sebuah perusahaan grafis seharga 10 juta dollar AS dan dinamainya Pixar, Steve sukses mengembangkan perangkat keras animasi yang banyak digunakan perusahaan film animasi, termasuk Walt Disney. Selain itu, pada tahun 1995, Pixar juga sukses memproduksi film animasinya sendiri seperti Toy Story yang mampu merengguk untung 350 juta dollar AS, disusul kemudian dengan film A Bug’s Life, Finding Nemo, dan Monster Inc. Pixar kemudian di jual ke Disney senilai 7,4 miliar dollar AS. Luar biasa, tidak hanya soal inovasi teknologi tapi juga strategi bisnis yang dahsyat.
Di tengah kondisi kesehatannya yang terus memburuk, Steve tidak berhenti mengembangkan inovasinya. Yang terbaru adalah inovasinya bahwa produk Apple di masa depan tidak lagi menggunakan energi kimia (baterai), melainkan energi alternatif dari cahaya matahari. Hal ini akan dimulai dengan produk iPhone. Sayangnya belum sempat terobosan ini terealisir maut keburu menghampiri Steve pada 5 Oktober kemarin. Agak mengejutkan bagi banyak kalangan, tapi tidak bagi Steve. Karena apabila dirunut dari awal pembangunan visinya untuk mengubah dunia, maka hingga sehari sebelum kematiannya ketika Apple meluncurkan iPhone 4s, maka sebenarnya tugas Steve Jobs sudah selesai. Apa yang terjadi saat ini dengan perubahan dunia yang cepat berkat bantuan teknologi digital adalah tidak lepas dari mimpi Steve untuk mengubah dunia. Maraknya perkembangan teknologi telematika tidak lepas dari kreativitas dan inovasi Steve, yang kemudian memacu para pesaingnya untuk menciptakan produk yang lebih unggul atau hanya mengekor apa yang dilakukan Steve. Menanggapi hal itu Steve berkomentar pendek, “beda penemu dengan pengekor adalah inovasi”. Banyak alasan untuk menjadikan Steve Jobs sebagai inspirasi, karena sosoknya sebagai pemula dengan visi yang kuat, seorang petarung sejati yang selalu ingin menjadi pemenang, seorang seniman yang perfectionist dengan passion yang kuat, seorang pembelajar yang terus berupaya menambah ilmu seolah-olah selalu kekurangan dan semangatnya yang tetap membara terutama dalam memberi motivasi pada orang lain. Hal-hal positif seperti ini seharusnya menjadi literatur bagi kita, bahwa tiap kita mempunyai tugas kehidupan yang kita bebankan sendiri melalui bangunan visi yang kita bangun. Dan bagi bangsa ini, terutama para pimpinan, dapat mengambil pelajaran bahwa inovasi dapat tumbuh dari lingkungan yang mendukungnya terutama dari pribadi-pribadi pembelajar. Trus, apa saja upaya Komite Inovasi Nasional bentukan pemerintah SBY dalam mendukung lingkungan inovasi ini? (misbach zakaria) Referensi; berbagai bahan bacaan (wibesite Apple, Kompas, Wikipedia) dan film Pirates of Sillicon valley.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H