KENAPA HARUS MENULIS DALAM ISLAM?
Menulis merupakan kegiatan menuangkan kreativitas atau gagasan ke dalam bentuk bahasa tulisan, yang biasanya disebut dengan karangan. Menulis berarti mengungkapkan gagasan, opini dan ide dalam rangkaian kalimat. Menulis menjadi sarana menyampaikan isi pikiran, pandangan dan mengarang cerita serta menggambarkannya.
Sejatinya menulis merupakan keterampilan unik yang hanya diberikan oleh Allah SWT., kepada hambanya yang berakal sempurna, yaitu manusia. Tanpa menulis maka tidak akan ada peradaban manusia dimuka bumi ini. Setiap dari kita mampu untuk menulis, hanya saja enggan untuk melakukannya. Alasannya sederhana, karena tidak ada kesadaran akan pentingnya menulis dalam kehidupan ini.
Ibarat merangkai bunga agar menjadi indah dipandang dan mempesona dilihat mata, maka menulis adalah merangkai huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat agar tercipta sebuah tulisan yang indah, renyah, berisi dan mengandung banyak sekali makna dan manfaat didalamnya.
Dalam islam menulis merupakan suatu ibadah yang besar pahalanya. Bagaimana tidak, dengan menulis berarti kita telah menjaga ilmu pengetahuan, yang itu berarti menjaga agama Allah SWT. Imam Syafi'I pernah berkata "ilmu itu bagaikan hasil panen/buruan didalam karung, menulis adalah ikatannya". Sayyidina Ali bin Abi Thalib juga berkata "ikatlah ilmu dengan menulis".
Jika seorang orator terkenang akan gaya penyampaian dan beberapa kalimat intinya, maka penulis dengan pena (tulisan) akan terkenang gagasan pemikirannya dan akan tersampaikan dengan utuh. Sebuah karya yang dihasilkan dari pena seorang penulis akan terus terkenang dan mengalir manfaatnya walaupun sang penulis sudah meninggal dunia.
Ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan (QS Al-Alaq ayat 1-5) mengindikasikan kepada kita bahwa pondasi sebuah kebudayaan dan masyarakat adalah didasarkan dari tindakan membaca dan menulis, selain riset dan penggunaan teknologi komunikasi dalam rangka transmisi pengetahuan dan informasi.
Kata 'Iqra' (bacalah) mengimplikasikan ide dari kesadaran berkomunikasi. Tindakan membaca baik dengan suara atau tidak, pastilah mengandaikan adanya pemahaman mengenai kata dan ide yang diterima dari sumber luar. Pena (Qolam) juga merepresentasikan ide komunikasi. Pena adalah simbol bagi teknologi komunikasi yang digunakan untuk persebaran pengetahuan. Pena sebagai simbol komunikasi adalah instrumen untuk menjawab seruan Al-Quran bagi muslim, yaitu membaca.
"Sebuah masyarakat yang tidak mengamalkan perilaku ini (membaca dan menulis) tidak dapat disebut sebagai masyarakat ideal dalam Islam".
Allah SWT., berfirman didalam Al-quran surah Al-Qalam ayat 1: "Nuun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan".