Lihat ke Halaman Asli

Berhenti Bilang "Yaelah"

Diperbarui: 4 Desember 2019   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kau baru saja mengucapkan sesuatu yang amat menyakitkan, lalu, dengan mudahnya, kau berkata,

"yaelah, gitu aja"

"kalau nggak mau dikomen, nggak usah hidup".

Little did you know, she's dying inside.

Little did you know, he's dying inside.

Mungkin, dia hanya bisa diam.

Mungkin, dia cuma bisa tersenyum.

Mungkin, dia tertawa bersamamu.

Tetapi, hatinya tidak bisa berbohong: ia kesakitan, kesehatan dan mentalnya perlahan terganggu, tidurnya tak tenang tadi malam. Dan, kau terus mengomentari hidup orang lain, mengira kaulah yang paling benar, dan orang lain yang salah.

Jika kau memang benar, tidak begitu caramu. Jika kelak hidupmu memburuk, ingatlah orang-orang yang pernah kau sakiti dulu.

Ada hukum sebab akibat dalam hidup ini, dan kau tak pernah tau bagaimana ia bekerja, sampai itu benar-benar terjadi kepadamu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline